SEOUL - Suasana panas menyelimuti parlemen Korea Selatan (Korsel) kemarin. Para legislator dari Partai Demokratik (DP) yang tergabung dalam kelompok oposisi berusaha menguasai gedung parlemen. Tidakan itu mereka lakukan setelah sidang yang membahas pakta perdagangan bebas dengan Amerika Serikat (AS) gagal mencapai kesepakatan.
Aksi tak terpuji itu terjadi saat pembahasan sekitar 70 rancangan undang-undang (RUU). Ketika membahas dua RUU tentang pakta perdagangan bebas dengan AS dan kepemilikan silang media, suara parlemen terpecah. DP menolak usul partai penguasa, Partai Grand Nasional (GNP), yang menginginkan kedua RUU tersebut disahkan tahun ini. Bahkan, DP berusaha RUU tersebut dibatalkan.
Pihak GNP berharap agar RUU tersebut bisa segera terlaksana demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Sedangkan DP mendukung petani yang menganggap RUU tersebut akan mematikan mereka. Karena buntu, GNP meminta voting. Mereka bakal menang karena GNP menguasai 172 kursi di parlemen yang beranggota 299 orang tersebut. Sedangkan DP hanya memiliki 83 suara.
Ketika anggota parlemen tengah berdebat, tiba-tiba anggota DP mengunci semua pintu masuk ruang sidang utama. Melihat iktikad buruk tersebut, Ketua Parlemen Kim Hyong-o langsung memerintah petugas keamanan masuk. Aksi saling dorong pun terjadi. Akibatnya, puluhan anggota parlemen dari DP mengalami luka-luka ringan.
Menurut kantor berita Agence France-Presse, situasi akhirnya terkontrol dan anggota DP bisa dipaksa meninggalkan lokasi sidang. Untuk mencegah aksi berikutnya, sekitar 150 polisi antihuru-hara disiagakan di sekitar gedung. Itu bukan bentrok pertama. Sebab, 18 Desember lalu kedua pihak bahkan tawuran dengan menggunakan berbagai benda di sekitar mereka. Mulai palu kayu hingga tabung pemadam kebakaran. (any/ttg)






0 komentar:
Posting Komentar