Hari ini saya berencana ke bengkel untuk betulin rem sepeda yang kurang sempurna, setelah dari bengkel kemudian ke Salon untuk potong rambut. Namun karena mungkin masih pagi baik bengkel maupun Salon masih belum buka, akhirnya saya memututuskan untuk keliling di pinggiran kota Malang seraya mencari bengkel yang sudah buka. Tetapi setelah melakukan perjalanan sekitar 15 menit aku terjebak dalam kemacetan.
Sadar akan tidak mungkin bisa melanjutkan perjalanan akhirnya aku berhent dan turun dari sepeda yang kemudian kuparkir ditempat kemacetan, ternyata setelah bertanya kepada orang yang ada diselahku ternyata ada acara bersih desa yang berupa festival kebudayaan atau semacam karnaval, dan orang yang ada disebelah saya itu ternyata sudah terjebak kemacetan selama hampir setengah jam.
Daripada duduk bengong diatas sepeda aku memutuskan untuk mendekat ke tempat yang dilalui oleh arak-arakan budaya lokal malang yang berupa Bantengan, penonton yang memadati pinggiran jalan yang tidak terlalu lebar itu dengan antusias menyaksikan pertunjukkan yang ada di depannya meskipun mereka terkadang ketakutan apabila ada pemain Bantenan yang kesurupan.
Selang 10 menit pertunjukkan bantengan sudah selesai sehingga penonton yang memadati jalan-jalan trotoar bergegas membubarkan diri, namun sepeda motor yang saya kendarai masih tetap tidak bisa bergerak karena masih banyaknya orang yang lalu lalang disekitar saya. Dan tiba-tiba muncul pengendara dari arah depan yang marah-marah kepada saya karena menyuruh saya untuk bergegas jalan, namun demikian saya hanya diam tidak menanggapi ucapan yang telah disampaikan dikarenakan memang masih banyak orang yang ada depan saya sehingga tidak mungkin untuk dijalankan, aku lihat dari agak kejahuan sepertinya orang itu marah-marah kepada saya tapi karena saya merasa tidak bersalah akhirnya tidak aku tanggapi kemarahan yang telah dicurahkan kepadaku.
Setelah penonton festival bersih desa sudah membubarkan diri akhirnya aku bisa menuju ke tempat potong rambut, dan alhamdulillah juga sudah buka meskipun harus mengantri sekitar 3 orang. Kemudian aku duduk ditempat antrian sambil berkenalan dengan orang yang ada disebelah saya yang tidak lain ternyata adalah Bule asal Uzbekistan yang sedang menempuh study di salah satu kampus di Malang, dengan menggunakan bahasa inggris dia menanyakan namaku dan tempat tinggalku, dan akupun juga bertanya siapa namanya, berapa lama tinggal di Malang dan bagaimana kesan tinggal di wilayah Malang, dll. Ternyata Bule yang punya nama Habib ini sangat ramah dan baik, kemudian dari situ saya bertukar nomor telepon dan saya berencana untuk mengajak habib berkunjung ke sekolah untuk menjadi guest lecture dalam dialog pelajaran bahasa Inggris.
0 komentar:
Posting Komentar