Selasa, 13 September 2011

Pelajaran dari seorang Anak

Kemarin setelah melakukan ibadah shalat, saya duduk santai di ruang tamu sembari membaca Koran Edisi Senin 12 September 2011. Kubaca berita yang ada di Koran tersebut dengan seriusnya tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. Namun ketika ada suara semacam teriakan atau apa akhirnya kuhintekin sejenak aktivitasku guna mencari sumber suara yang terdengar.

Setelah agak lama tidak terdengar akhirnya suara itu muncul kembali “EL, EN, KA, EL, EN” begitu suara yang sangat keras kembali terdengar ditengah hengingnya suasana rumah. Dalam hati saya berpikir bahwa suara itu adalah suara orang tua yang sedang mengajari anaknya untuk belajar membaca atau menulis. Merasa sudah tahu sumber suara yang kedengarannya asing ditelinga akhirnya saya memutuskan untuk kembali melanjutkan membaca Koran yang bertempat di ruang tamu.

Begitu mau membuka lembaran Koran yang tertata rapi di ruang tamu saya dikejutkan oleh suara tangisan anak kecil yang begitu keras, kemudian dilanjutkan suara bentakan dari orang tua “JANGAN NANGIS, JANGAN NANGIS, JANGAN NANGIS” diulanginya suara seperti itu sampai ketiga kalinya. Kemudian berhenti dan dilanjutkan dengan EL, EN, KA, EL, EM… dst.

Dari situ saya bisa menyimpulkan bahwa itu adalah suara orang tua yang sedang mengajari anaknya untuk membaca, namun karena terlalu bersemangatnya dan tidak bisa memperhatikan psikologi anaknya sehingga ketika sang anak tidak bisa membaca dan sang orang tua terus memaksa supaya terus belajar agar bisa membaca, maka sesekali orang tua mengeluarkan kata-kata yang kurang enak di hati sang anak, dan mungkin hal inilah yang menyebabkan sang anak menangis.
Saya beranggapan kasihan sekali sang anak, seumpama aku yang seperti itu mungkin saya juga akan melakukan hal yang tidak jauh beda dengan apa yang dirasakan oleh sang anak.

Dari kejadian tersebut ada hikmah yang saya ambil ternyata untuk berkomunikasi dengan orang lain meskipun dengan seoran anak kita harus bisa memahami kondisi sang anak sehingga apa yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik, demikian pula sebaliknya apa yang dilakukan oleh sang anak juga dapat kita terima dengan baik sehingga kesalahpahaman dapat ditekan sekecil mungkin.
Share:

0 komentar: