Selasa, 23 Agustus 2011

Trik Membuat Anak Cinta Baca

Menumbuhkan atau mengajak anak untuk gemar membaca memang harus ditanamkan sejak dini. Namun, upaya ini terkadang tak mudah. Ibaratnya, seperti meminta anak untuk minum obat saat mereka sakit atau mencekokinya dengan jamu pahit.
Penulis buku anak-anak, ilustrator, guru, dan pendiri National Children's Book and Literacy Alliance, Mary Brigid Barred berbagi sejumlah tips yang mungkin bisa diterapkan terhadap anak Anda. Silakan disimak!

1. Buatlah anak Anda merasakan dengan indera mereka apa yang diceritakan pada buku yang dibaca.

Ajaklah mereka merasakan apa yang diceritakan di buku itu dengan indera mereka sehingga mereka merasa memiliki bagian atau menjadi salah satu tokoh di buku tersebut.

“Sangat mengagumkan ketika sebuah buku menjadi hidup dan dirasakan oleh indera anak-anak. Saya suka membacakan buku karya Robert McCloskey kepada anak-anak TK, dan pertama-tama saya selalu membagikan lemon dulu untuk mereka. Cerita buku ini tentang seorang anak lelaki yang tinggal di sebuah kota kecil di Ohio dan menjadi penyelamat karena harmonikanya. Ada sebuah bagian dimana band kota tersebut siap untuk manggung di acara perayaan, dan tiba-tiba mereka diserang oleh si jahat Old Sneep sambil mengisap lemon, dan band tersebut mengerut karena takut hingga tak bisa memainkan alat musik mereka. Pada bagian itu saya selalu berseru pada anak-anak, ‘Hisap lemon kalian sekarang!!'. Dan mereka dengan bersemangat menghisap lemon mereka dan merasakan menjadi Old Sneep,” kisah Mary.

2. Ajak anak berpikir kritis dengan cara menyenangkan

Anda tentunya ingin anak Anda dapat berpikir kritis. Salah satu guna pendidikan adalah mengasah anak dapat berpikir secara kritis. Dan tidak pernah ada kata terlalu dini untuk mengajak anak berpikir kritis. Begitu pula lewat membaca.

Kita ambil contoh cerita tentang laba-laba sang penyelamat.

Mary mengisahkan, Ketika ia bertanya kepada anak-anak umur 4 tahun siapakah pahlawan dari cerita tersebut, mereka selalu menjawab dengan semangat, ‘Laba-laba!!’. Lalu, Anda dapat melanjutkan dengan, ‘Laba-laba itu punya kesulitan ketika menjadi penyelamat, kira-kira apa ya kesulitannya?’.

Bagi anak-anak umur 6 tahun, Anda bahkan bisa mengenalkan konflik kepada mereka. Tanyalah kepada mereka, ‘Apa ya yang bakal terjadi jika tidak ada hujan, dan laba-laba tersebut bisa memanjat dan keluar dari saluran pembuangan tersebut?’.

Jika dalam satu cerita tidak ada konflik atau masalah yang harus diselesaikan, tentunya cerita itu akan membosankan bukan? Anda bisa menjelaskan kepada anak Anda siapa tokoh protagonis, tokoh antagonis, konflik dan resolusi dari cerita tersebut.

Dengan begitu, Anda sudah menunjukkan elemen-elemen sebuah cerita pada anak Anda. Seru bukan? Jika Anda sudah bosan membacakan cerita ini untuk yang kelima kalinya atau bahkan lebih untuk anak Anda, hal-hal seperti ini akan mengeluarkan Anda dari kebosanan karena Anda tidak menceritakan hal yang itu-itu saja!

3. Tulis buku Anda sendiri

Untuk anak-anak yang baru mulai membaca, siapkanlah notebook atau scrapbook dengan halaman kosong dan isi buku tersebut dengan kata-kata mereka. Anda bisa mulai dengan keluarga Anda. Siapkan foto ayah dan ibu. Bahkan, Anda bisa meminta si sulung untuk menggambarnya. Siapkan foto kakek, nenek, atau anggota keluarga lainnya. Anda bisa mem-print cerita tersebut dengan huruf-huruf besar dan tebal.

Dengan cara ini, orangtua juga bisa berkreasi sesuai hal yang disenangi anak. Misalnya, anak Anda suka sekali dengan pemadam kebakaran, isi buku kosong tersebut dengan gambar-gambar yang berhubungan dengan pemadam kebakaran.

Mary mengungkapkan, ia mengenal satu keluarga yang anaknya terobsesi sekali dengan penyedot debu. "Ketika bertemu dengan saya, anak itu bertanya apakah saya punya tabung tegak atau tidak. Ini merupakan pengantar yang hebat untuk menulis. Ketika nanti anak Anda bertambah besar, bahkan mereka bisa 'kecanduan' untuk menulis cerita mereka sendiri," paparnya.

Selamat mengaplikasikan!
Share:

0 komentar: