Rabu, 10 Februari 2010

Blok Cepu Masih Lumpuh, Warga Pasang Portal

Sejak kemarin hingga saat ini, akses ke blok cepu masih lumpuh total. Sebab, warga yang menuntut kompensasi uang tunai akibat bau busuk masih memasang portal.

Tak tanggung-tanggung, empat titik diblokir oleh puluhan warga. Diantaranya adalah dua titik di Desa Brabuhan, satu titik di Desa Gayam, keduanya di Kecamatan Ngasem.
Selain itu juga ada di Dusun Ngaglik, Desa Katur, Kecamatan Kalitidu yang berbatasan langsung dengan Desa Ringintunggal, Kecamatan Ngasem.

Pantauan beritajatim.com di lapangan, Rabu (10/2/2010) menyebutkan, sejumlah warga yang rata-rata didominasi oleh pemuda itu bergerombol di masing-masing titik.
Dengan portal yang melintang di jalan, mereka hanya memperbolehkan warga lokal saja berada disana dan tidak untuk kendaraan proyek ke Gas Oil Separation Plant (GOSP) atau ke Lapangan Banyuurip, di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.

Koordinator Aliansi Masyarakat Banyuurip Peduli Amdal, Supolo membenarkan, tuntutan warga yang melakukan pemblokiran masih seperti kemarin. "Yakni, komepensasi tunai diberikan kepada mereka yang terdampak. Khususnya korban bau busuk dari GOSP atau Early Production Facility (EPF)," katanya.

Menurutnya, sampai sekarang operator blok cepu, Mobil Cepu Limited (MCL) masih belum menyetujui adanya kompensasi uang tunai ke warga. "Sehingga, terpaksa kami lakukan presure seperti ini," terangnya.

Ditanya sampai kapan pemblokiran jalan akan terus dilakukan? Supolo mengaku tidak mengetahuinya. Yang pasti, sampai tuntutan warga dipenuhi. "Kalau MCL masih ngotot, maka warga tetap akan memblokir jalan ke blok cepu," tambahnya.

Selama ini masyarakat sudah cukup bersabar dengan kondisi yang terus dirugikan dan menjadi sasaran dampak pengeboran minyak blok cepu. "Masyarakat ingin diperhatikan benar-benar oleh operator, biar kedepannya lebih enak kehidupannya," sambung Supolo.

Seperti diketahui, beberapa kali pertemuan antara warga dan MCL tidak menemukan solusi yang berarti. Warga tetap pada pendiriannya dan mendesak segera dicairkan kompensasi uang tunai, sedangkan MCL enggan merealisasikannya. [dul/kun]

Share:

0 komentar: