Jumat, 24 April 2009

Melahirkan, Tetap Bisa Selesaikan Ujian Nasional

Di Surabaya, siswi hamil saja tidak diizinkan mengikuti ujian nasional. Namun, di Gresik, seorang siswi yang bahkan melahirkan di hari-hari penyelenggaraan UN pun masih diizinkan mengikuti UN sampai selesai.

Adalah Nur Azizah (18), siswi kelas XII IPA SMA Hidayatus Salam Dukun. Ia melahirkan pada hari Selasa (21/4), atau hari kedua penyelenggaraan UN tingkat SLTA. Ia melahirkan bayi laki-laki seberat 2,8 kg.

Meski demikian, Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik tetap mengizinkan Nur menyelesaikan ujian hingga hari Jumat besok, untuk mata pelajaran Kimia.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik Chusaini Mustaz, Kamis (23/4), mengaku terkejut dengan informasi tentang adanya peserta ujian yang tengah hamil, bahkan sampai melahirkan. Dia mengaku baru mendapat informasi Kamis pagi tadi. Pihak sekolah pun tidak melapor, dan bisa menyelesaikan sendiri.

“Dalam hal ini kami mengambil sikap dari sisi pertimbangan kemanusiaan. Dia perlu diberi kesempatan sampai ujian selesai, apalagi dia semangat untuk lulus. Habis melahirkan saja masih mau ikut ujian,” kata Mustaz.

Menurut dia, dalam dokumen peraturan juga tidak disebutkan rinci bahwa siswa hamil tidak boleh ikut ujian, apalagi secara adminsitratif siswa tersebut dalam daftar nominasi tetap (DNT) peserta UN.

“Tidak ada juklak dan aturan menyangkut pembatalan bila siswa sudah masuk DNT. Kami pendidik bukan polisi atau aparat hukum yang kaku melihat persoalan. Dalam memberi sanksi kami harus melihat latar belakangnya. Jadi, dengan pertimbangan kemanusiaan, Azizah diizinkan ikut UN sampai selesai,” katanya.

Meski demikian, ia mengingatkan adanya norma susila dan norma sosial masyarakat yang tidak tertulis. “Secara tertulis memang tidak ada larangan peserta hamil atau berkeluarga mengikuti UN. Namun, berdasarkan norma ada batasan siswa adalah anak didik yang belum berkeluarga sehingga secara etika tidak diperkenankan. Kebijakan memberi toleransi bagi Nur Azizah tetap mengikuti UN agar mendapatkan ijazah jika lulus dengan alasan kemanusiaan, apalagi perjuangannya luar biasa, baru melahirkan saja masih mau ikut UN,” kata Mustaz.

Sudah menikah

Nur Azizah adalah warga Desa Lowayu, Kecamatan Dukun. Dia menikah sejak 2008 dengan Sucipto (20). Meski begitu, dia tetap melanjutkan sekolahnya.

Saat berangkat sekolah untuk mengikuti UN hari kedua, Selasa lalu, sekitar pukul 06.30, ia sebenarnya sudah merasa bahwa perutnya mulas. Meski demikian, ia tetap berangkat.

Seusai ujian, perutnya semakin terasa mulas. Dia lalu melapor ke sekolah dan dijemput suaminya. Selanjutnya, dia diantarkan ke Puskesmas Pembantu Lowayu. Anaknya pun lahir sekitar pukul 13.30.

Menurut Kepala SMA Hidayatus Salam Dukun Pardi, siswa itu diketahui sudah menikah dan mengandung saat pengambilan foto tanda peserta UN serta kelengkapan administrasi ijazah. Peserta UN di sekolah tersebut mencapai 48 orang terdiri dari 28 siswa program IPS serta 20 orang program IPA.

Nur Azizah tercatat sebagai peserta UN untuk jurusan IPA. “Kami tidak melarang dia ikut UN karena yang bersangkutan memenuhi persyaratan administrasi. Kami mengizinkan dengan alasan kemanusiaan meskipun kondisinya hamil,” katanya.

Kerabat Azizah bernama Siti menyatakan, Azizah melahirkan Selasa pukul 13.30. Setelah mengikuti UN, Azizah pulang dibawa ke Polindes dan melahirkan anak laki-laki dengan berat badan 2,8 kg. Meskipun baru melahirkan, Azizah yang lahir pada 11 November 1990 itu bertekad mengikuti UN sampai tuntas.

Dia tetap mengikuti UN pada Rabu dan Kamis (23/4) dengan diantarkan suaminya. Azizah khawatir, bila kasusnya muncul di media, hal itu berdampak tidak bisa melanjutkan UN. Padahal, setelah lulus dia ingin bekerja membantu ekonomi keluarga
Share:

0 komentar: