Sabtu, 07 Maret 2009

Banjir Belum Tinggalkan Jatim

Enam Kabupaten Masih Terendam Air

BOJONEGORO - Banjir belum mau meninggalkan Jawa Timur. Kemarin, setidaknya ada enam kabupaten di propinsi ini yang terendam banjir. Yakni, Lamongan, Tuban, Madura, Mojokerto, Pasuruan dan Jember.

Banjir di Lamongan dan Tuban, masih terkait dengan luapan air Bengawan Solo. Namun, kali ini yang meluap adalah anak sungai Bengawan Solo. Jumlah Rumah penduduk yang terendam kian bertambah. Sejumlah jalan kabupaten juga lumpuh. Padahal, sehari sebelumnya rumah penduduk yang terendam banjir berkurang.

Data yang dihimpun koran ini, jalan kabupaten antara Turi-Kalitengah lumpuh karena terendam banjir setinggi satu meter di ruas jalan antara Desa Tiwet dan Dusun Glumo Kalitengah.

Selain itu, jalan kabupaten antara Sukodadi-Karanggeneng juga tergenang air setinggi sekitar setengah meter pada dua ruas, yakni antara Banjarmadu-Pucangro dan Sungelebak-Simo, Kecamatan Karanggeneng.

''Kalau jalan Kalitengah-Turi tidak bisa dilewati, jalan alternatifnya melalui Karanggeng-Sukodadi. Tetapi, jalan alternatif itu juga banjir sehingga saya kebingungan untuk pulang ke rumah,'' kata Kalam, warga Kalitengah yang bekerja di Kota Lamongan kemarin.

Di Mojokerto, curah hujan tinggi yang terus mengguyur di kabupaten ini juga kembali menimbulkan banjir di sejumlah titik. Setidaknya, ribuan hektare sawah, ratusan rumah, dan beberapa kilometer ruas jalan desa tergenang air hingga semeter.

Banjir terjadi di Kecamatan Dawarblandong, Trowulan, Mojoanyar, Mojosari, dan Bangsal. Di Kecamatan Bangsal, 700 kepala keluarga (KK) di enam desa harus merelakan rumah mereka terendam. Yakni, Desa Salen, Mojotamping, Mejoyo, Ngrowo, dan Pekuwon.

Banjir parah juga terjadi di Desa Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar. Banjir di daerah tersebut menyebabkan ratusan rumah terendam sejak Rabu malam (4/3). "Air mulai masuk rumah sekitar pukul 19.00. Tingginya semata kaki," jelas Srianti, 46, warga sekitar.

Sama halnya dengan Lamongan, Tuban dan Mojokerto, Sampang kali ini juga kedatangan air bah. Banjir kali ini merupakan kali ketiga dalam dua pekan ini. Tapi, banjir kemarin (5/3) lebih besar daripada dua kejadian sebelumnya. Banjir itu akibat derasnya hujan yang mengguyur Sampang selama delapan jam mulai Rabu (4/3) pukul 20.00 dan meluapnya Kali Kemoning.

Banjir juga melanda Kecamatan Camplong. Akibatnya, jalur menuju tiga kecamatan terputus karena tergenang air. Yakni, jalur Sampang-Omben, Sampang-Camplong, dan Camplong-Omben. Hingga berita ini ditulis pukul 16.00 kemarin, genangan air belum surut.

Berdasar pantauan koran ini, ada tujuh lokasi di kawasan kota yang tergenang air luapan Kali Kemoning. Yakni, Desa Panggung, Desa Tanggumong, Desa Pangilen, Desa Paseyan, Kelurahan Dalpenang, Kelurahan Gunong Sekarang, dan Kelurahan Rongtengah. Ketinggian air berkisar antara 0,5-1 meter.

Sementara itu, hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Sukorambi, Jember selama tiga jam menyebabkan kemacetan cukup panjang sore kemarin (5/3). Akibatnya, Sungai Jubung di sebelah timur Terminal Tawangalun tak mampu menampung luberan air. Akibatnya, arus lalu lintas macet karena jalan tergenang air setinggi 50 cm. Bahkan, areal persawahan dan rumah warga tak luput dari genangan air.

"Banjir terjadi karena sungai di belakang terminal Tawangalun meluap," kata Parto, salah seorang warga, kemarin. Menurut dia, banjir di sebelah timur terminal kerap terjadi. Penyebabnya, aliran sungai tidak lancar karena tersumbat. "Tapi, banjir kali ini paling besar," ungkapnya. (SUMBER:JAWA POS)
Share:

1 komentar:

abinehanafi mengatakan...

sabar dan diperkuat kesabarannya