JAKARTA - Partai Demokrat boleh bangga atas popularitasnya yang terus menanjak dalam beberapa survei. Namun, sejumlah konglomerat masih belum bisa menangkap visi ekonomi partai yang didirikan SBY itu.
''Kita tidak pernah tahu, Partai Demokrat ini ideologinya apa. Falsafahnya apa. Keberpihakannya ke mana. Selama ini belum jelas. Berbeda dengan PDIP yang sudah banyak diketahui,'' kata James T. Riady, bos Lippo Group, pada diskusi Pengusaha Bertanya Partai Menjawab di Hotel Four Seasons, Jakarta, kemarin.
''Aksi memang penting, tapi ideologi dan falsafah yang membuat partai bergerak pun tak kalah penting. Itu yang kita ingin tahu. Apalagi partai ini adalah partai yang mengusung presiden,'' ujarnya.
Bukan hanya itu, imbuh James, Partai Demokrat tak memiliki sosok partai yang dikenal kalangan pengusaha. Partai tersebut tidak memiliki SDM yang mumpuni apabila berhadapan dengan kalangan pengusaha. Alhasil, pandangan ekonomi Partai Demokrat pun tak banyak diketahui.
Partai Demokrat kemarin diwakili empat orang. Mereka adalah Ketua Umum Hadi Utomo, Ketua DPP Mohammad Jafar Hafsah, Wakil Sekretaris Fraksi Atte Sugandi, serta Ketua DPP Bidang Ekonomi dan Keuangan Darwin Zahedy Saleh.
Darwin Zahedy mengakui itu. Menurut dia, ideologi partai ada pada konsep tiga R. Yakni, rekonsiliasi, reformasi, dan recovery. ''Kami melakukan rekonsiliasi aset nasional, kemudian melakukan reformasi di dalamnya untuk recovery,'' jelasnya.
Darwin menambahkan, platform ekonomi Partai Demokrat berorientasi kepada upaya penciptaan lingkungan ekonomi makro dan mikro yang berpihak kepada kaum miskin. ''Partai Demokrat adalah partai yang mengusung pro-growth, pro-job, dan pro- poor,'' paparnya.
Karena itu, menurut dia, semua elemen bangsa dan aset nasional, baik di dalam maupun di luar negeri, perlu diperlakukan secara adil dengan kepastian hukum. ''Kepastian hukum itu harus menyesuaikan dengan norma-norma dan aturan di mana aset tersebut berada,'' katanya.
Hadi Utomo mengakui bahwa partai yang dia pimpin memang perlu banyak berkomunikasi dengan para pengusaha. Karena itu, pertemuan dan dialog kemarin menjadi salah satu upaya bagi partainya untuk berkomunikasi dengan pengusaha.
''Kami akan terus mengomunikasikan kebijakan ekonomi kami kepada para pengusaha. Yang jelas, kami akan menggandeng mereka. Ini kan juga demi masa depan bangsa,'' tuturnya.
Hal senada diungkapkan Sofjan Wanandi. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang menggagas acara diskusi itu mengatakan, banyak partai dan pengusaha yang sering tidak nyambung mengenai kebijakan ekonomi. ''Dari empat partai yang sudah kami hadirkan, semuanya memang membutuhkan masukan mengenai kebijakan ekonomi,'' katanya. (aga)






0 komentar:
Posting Komentar