Jelang Subuh Paling Berat, Hanya Disaksikan Lima Orang
Peringatan Dies Natalis Ke-62 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun ini terasa istimewa. Para aktivis organisasi mahasiswa tertua di Indonesia itu menggelar orasi nonstop selama 62 jam. Mereka ingin acara tersebut masuk Muri. Bagaimana ceritanya?
Priyo Handoko, Jakarta
Semilir angin dingin berbungkus embun berembus pelan. Jarum jam menunjuk pukul 23.35 WIB. Ruas-ruas jalan yang berkilauan ditimpa cahaya lampu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam (12/2) itu, sudah terlihat lengang. Hanya satu-dua mobil atau sepeda motor yang melintas cepat bergantian.
Di sela-sela keheningan itu, dari salah satu kantor di Jalan Diponegoro terdengar suara orang tengah berorasi. Suara seorang perempuan. Suaranya yang merdu itu bisa didengar dari jarak setengah kilometer. Soalnya, didukung perangkat sound system.
Siapa yang berorasi malam-malam begini? Demonstran, caleg yang lagi stres mencari simpati, atau orang gila?
''Seru juga pidato malam-malam,'' celoteh Dewita Hayu Shinta sambil menyalami Jawa Pos, lantas terkekeh. Dialah yang baru saja berpidato. Butir-butir kecil keringat menghiasi keningnya yang berpayung jilbab hitam. Tentu saja, Sisin -panggilan akrab Dewita Hayu Shinta- bukan demonstran, caleg yang lagi stres, atau orang gila.
Sisin adalah ketua umum Kohati (Korps HMI-wati). Dia berpartisipasi sebagai orator ke-144 dalam ajang orasi nonstop 62 jam yang digagas Pengurus Besar (PB) HMI itu. Acara yang dimulai Selasa (10/2), pukul 11.00 itu, merupakan bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis Ke-62 HMI yang jatuh pada 5 Februari.
Hampir 1,5 jam -mulai pukul 22.23 sampai 23.56- Sisin berbagi ide dari balik podium yang terletak di panggung berukuran sekitar 3 X 4 meter itu. Meski penampilannya hanya disaksikan 43 rekannya sesama kader hijau-hitam (julukan kader HMI, Red), Sisin tak kehilangan semangat.
''Ayo Mas, pidato juga. Masih kurang dua jam,'' pinta alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, itu kepada Jawa Pos. Dalam hitungan panitia, 62 jam itu memang terpenuhi tepat pukul 01.00. Tapi, mereka berinisiatif melebihkannya satu jam lagi menjadi pukul 02.00 untuk sekadar ''jaga-jaga''.
Ketua Umum PB HMI Arip Musthopa mengatakan, pihaknya ingin mendaftarkan acaranya itu ke Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai orasi kebangsaan nonstop terpanjang dalam sejarah Indonesia. Semua orasi selama 62 jam itu, ungkapnya, sudah terekam dan dicatatkan ke akta notaris.
''Soalnya, biaya menghadirkan tim Muri dari Semarang itu besar. Jadi, kami siasati dengan cara itu,'' katanya.
Arip menceritakan, menjaga orasi bisa berjalan tanpa henti selama 62 jam bukan pekerjaan gampang. Mental dan stamina fisik tersedot habis. Ada detik-detik menegangkan ketika narasumber yang diundang tiba-tiba membatalkan karena ada keperluan mendadak. Mau tidak mau, orator ''dadakan'' pun dipaksa tampil. Belum lagi bila audience bertambah sepi.
''Antara pukul 3 (dini hari) sampai pukul 6 pagi itu waktu-waktu kritis. Paling-paling, 'yang masih hidup' untuk dengerin orasi sekitar lima orang. Tapi, mau bagaimana lagi, orasi ini tidak boleh sampai terputus,'' ujarnya. Arip berharap orasi nonstop itu bisa menjadi tradisi tahunan di HMI. ''Jadi, tahun depan 63 jam,'' cetusnya.
Orasi nonstop yang digagas Arip dan teman-temannya itu tergolong sukses. Sejumlah tokoh besar sempat ikut berorasi. Pada Selasa (10/2) lalu, misalnya, ada Akbar Tandjung, Fuad Bawazier, dan Adhyaksa Dault. Capres independen Fajroel Rahman juga berorasi mulai pukul 16.54 sampai 17.39. Bahkan, menjelang tengah malam, ada Marwah Daud Ibrahim yang berorasi pukul 22.22-23.01.
Rabu (11/2), ada Ketua Komnas HAM Ifdal Kasim (18.45-19.03), Indra Jaya Pilliang (22.17-22.48), dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris (22.48-23.14). Sedangkan pada Kamis (12/2), yang naik panggung adalah Ketua DPP KNPI versi Kongres Ancol Ahmad Doli Kurnia (00.20-00.58), Ray Rangkuti (13.41-14.12), dan Ketum PB KAMMI Rahman Toha (14.13- 14.30).
Ada juga sejumlah anggota DPR, misalnya Afni Ahmad (15.25-15.35), Agusman Effendi (15.53-16.37), Darmayanto (15.53-16.37), dan Taufikurrahman Saleh (17.02-17.36). Turut berpartisipasi pula anggota KPU Syamsul Bahri (16.38-17.01), Budiman Sudjatmiko (19.20 -20.00), dan Direktur Charta Politika Bima Aria (20.27-21.27).
''Sekarang, kami tinggal berdoa, mudah-mudahan bisa lolos uji pada juri Muri,'' kata Arip. Puncak peringatan HUT Ke-62 HMI akan berlangsung Senin malam, 16 Februari, di Ruang Puri Agung Hotel Sahid Jaya, Jakarta. ''Presiden SBY akan hadir,'' ujarnya. (*)






0 komentar:
Posting Komentar