Sebagai Penyebab Musnahnya Hewan Purba
WASHINGTON - Hingga saat ini, punahnya hewan purba masih menjadi misteri yang menarik minat para ahli. Sejumlah hipotesis dikemukakan untuk menguji validitas teori tabrakan megadahsyat bumi dengan benda angkasa sebagai penyebab musnahnya mammoth (gajah purba) dan manusia purba di Amerika Utara.
Teori paling baru yang kembali menggoyahkan kebenaran teori tabrakan benda angkasa itu muncul akhir-akhir ini. Teori itu dikenal dengan sebutan ''Teori Berlian". Itu berawal dari laporan majalah Science tentang penemuan berlian superkecil dan materi eksotik mini lain dalam lapisan sedimen yang tipis. Materi-materi tersebut diyakini berasal dari periode awal pendinginan iklim yang dikenal dengan istilah Younger Dryas. Itu terjadi sekitar 13.000 tahun lalu.
Pada periode itulah, tulis BBC kemarin (3/1) yang mengutip Science, binatang-binatang purba berukuran jumbo sirna dari muka bumi. Setidaknya, itulah yang diyakini sebagai kebenaran oleh sejumlah arkeolog atau ahli purbakala.
"Kami menemukan berlian nano yang pembentukannya tidak seperti batu mulia lain. Batu mulia ukuran superkecil yang kami temukan itu tidak terbentuk di permukaan, melainkan di lapisan sedimen bumi," papar James Kennett, geolog University of California, Santa Barbara, kepada BBC. Untuk mengetahui usia materi temuan mereka, Kennett dan timnya menggunakan transmission electron microscopy (TEM).
Lebih lanjut, Kennett mengatakan bahwa empat jenis batu mulia berukuran mini yang mereka temukan itu berasal dari era Clovis alias era prasejarah. "Ditemukannya batu mulia pada lapisan sedimen ini mengindikasikan bahwa pernah ada kejadian luar biasa di bumi sekitar 12.900 tahun lalu," ujarnya. Sebab, batu mulia hanya bisa terbentuk melalui proses pemanasan dan pendinginan ekstrem.
Tahun lalu, para arkeolog juga mengklaim telah menemukan lima jenis berlian nano di lapisan yang sama. Selain berlian, mereka menemukan iridium dan magnetic microspherules di lapisan sedimen tipis berumur sekitar 13.000 tahun itu. Analisis paling baru dengan memanfaatkan TEM menunjukkan bahwa lapisan tipis di bawah permukaan bumi tersebut sangat potensial menyembunyikan sejumlah besar berlian berukuran nano.
"Bukti bahwa berlian superkecil berbentuk menyerupai karbon itu memang ada di lapisan sedimen mementahkan teori yang menyatakan materi tersebut sebagai partikel-partikel hujan meteor," papar Allen West, pensiunan ahli geofisika di Arizona yang juga penulis tetap pada majalah Science. Dengan demikian, lanjut West, bisa jadi tabrakan bumi dengan meteor yang disebut-sebut sebagai penyebab punahnya mammoth dan manusia purba itu tidak pernah ada.
Apalagi, kawah yang membuktikan bahwa bumi pernah ditabrak meteor berukuran besar juga tidak pernah ditemukan di Amerika Utara. (hep/ttg)






0 komentar:
Posting Komentar