Senin, 12 Januari 2009

PLN Raup Obligasi Rp 2,2 Triliun

JAKARTA - Ketatnya likuiditas global tetap menyisakan celah bagi penerbitan surat utang atau obligasi. Buktinya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih mampu meraup dana hingga Rp 2,2 triliun dari pasar.

Direktur Keuangan PT PLN Setio Anggoro Dewo menyatakan, sejak masa penawaran (bookbuilding) pada 2 Desember 2008, minat pasar terhadap obligasi PLN memang cukup tinggi. Karena itu, emisi obligasi yang awalnya hanya direncanakan Rp 1,5 triliun, dinaikkan (upsize) menjadi Rp 2,2 triliun. ''Semuanya sudah terserap,'' ujarnya di Jakarta, Sabtu lalu (10/1).

Sedianya, PLN hanya menawarkan Obligasi Konvensional PLN X Tahun 2009 senilai Rp 1 triliun, dan obligasi syariah atau Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 senilai Rp 500 miliar. Namun, komposisi setelah upsize menjadi Rp 1,44 triliun untuk obligasi konvensional dan sukuk Rp 760 miliar. ''Sesuai jadwal, obligasi akan dicatatkan di BEI pada 12 Januari (hari ini, Red),'' katanya.

Menurut Dewo, surat utang konvensional terdiri dari Obligasi PLN X Seri A sebesar Rp 1.015 miliar berjangka 5 tahun dengan bunga 14, 75 persen, dan Seri B sebesar Rp 425 miliar berjangka 7 tahun dengan opsi call di ulang tahun ke-3 dengan bunga 15 persen. ''Total obligasi konvensional sebesar Rp 1,44 triliun,'' terangnya.

Untuk surat utang syariah yang terdiri dari Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 Seri A sebesar Rp 293 miliar. Imbalan ijarah sebesar Rp 147, 5 juta untuk setiap Rp 1 miliar per tahun dengan jangka waktu 5 tahun, dan Seri B sebesar Rp 467 miliar dengan imbalan ijarah Rp 150 juta untuk setiap Rp 1 miliar per tahun dengan opsi call di ulang tahun ke-3. ''Sehingga total sukuk sebesar Rp 760 miliar,'' jelasnya.

Sebelumnya, Komisaris Utama PT PLN Alhilal Hamdi mengatakan, obligasi PLN kali ini akan digunakan untuk menyangga belanja proyek pembangunan jaringan transmisi di sistem kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).

Menurut Alhilal, penerbitan obligasi PLN bisa menjadi pilihan investasi menarik bagi para investor. Dia menyebut, reputasi PLN juga baik. Itu terbukti dari kemampuan PLN untuk membayar seluruh kewajiban dari sembilan obligasi konvensional, dua sukuk ijarah, dan dua obligasi internasional, secara tepat waktu. ''Apalagi, imbal hasil yang ditawarkan obligasi kami juga menarik,'' ujarnya.

Peringkat obligasi PLN memang cukup bagus. Untuk Obligasi PLN X Tahun 2009, Pefindo memberikan peringkat idAA- (double A minus, stable outlook), dan Sukuk Ijarah PLN III mendapat peringkat idAA- sy (double A minus syariah, stable outlook). PT Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Securities, dan PT Indo Premiere Securities bertindak sebagai penjamin emisi obligasi, sedangkan wali amanat oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Terkait penyerap obligasi, Dewo mengatakan, investor asuransi menjadi yang terbesar dengan total belanja Rp 961,5 miliar, sedangkan yang terkecil adalah investor perorangan dengan total belanja Rp 4,5 miliar. Investor lainnya adalah bank, dana pension, manajer investasi, korporasi, sekuritas/sindikasi, serta yayasan. (owi/bas)
Share:

0 komentar: