JAKARTA - Kondisi nilai tukar mata uang rupiah diperkirakan tidak akan banyak berubah. Hal ini disebabkan karena bank sentral akan menjaga volatilitas rupiah agar tidak memiliki pergerakan yang liar.
Pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan kondisi nilai tukar akan stagnan berada di level Rp 11.100-Rp 11.700 per dolar AS. "Untuk bisa tembus Rp 11.000 akan susah karena dengan spread yang demikian jauh akan menarik spekulan untuk masuk," ujarnya di Jakarta kemarin.
Menurut Farial, posisi tersebut akan dipertahankan oleh bank sentral yang telah mengeluarkan PBI mengenai valas yang baru, yakni terkait dengan pembatasan pembelian dolar. "Peraturan itu akan tidak efektif kalau volatilitas rupiah terhadap dolar masih tetap tinggi," lanjutnya.
Oleh karena itu, Farial menilai bahwa posisi nilai tukar rupiah saat ini seperti menjadi salah satu indikator untuk melihat keefektifan regulasi tersebut.
Posisi Rp 11 ribuan per dolar AS menjadi titik keseimbangan baru bagi dolar AS. Kondisi ini akan bertahan setidaknya dalam kondisi yang ada sekarang. Beberapa faktor utama yang diperkirakan akan turut berdampak pada fluktuasi nilai tukar adalah konflik Israel Palestina yang seakan menjadi penentu harga minyak.
Faktor lainnya yang juga tidak kalah berpengaruh adalah rencana pelantikan Presiden terpilih AS Barrack Obama. "Memang kondisi nilai mata uang saat ini sedang menunggu terjadinya pergantian kepemimpinan di AS," ungkapnya.(iw/fan)






0 komentar:
Posting Komentar