JAKARTA - Pemerintah harus bekerja keras untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing (wisman) yang berkunjung ke Indonesia. Sebab, krisis keuangan global ikut berpengaruh pada minat berwisata ke luar negeri. Akibatnya, jumlah wisman yang datang sepanjang 2008 diprediksi stagnan.
"Kita memperkirakan dengan kondisi seperti ini, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia hingga akhir 2008 sama seperti tahun sebelumnya (2007), yakni 5,5 juta jiwa," ujar Ketua Umum DPP Asosiasi Agen Tour dan Travel Indonesia (ASITA atau Association of Indonesian Tours and Travel Agencies), Ben Sukma kemarin (2/1). Angka itu tentu dibawah target Departemen Pariwisata yang berharap jumlah wisman sepanjang tahun 2008 mencapai 7 juta jiwa.
Ben mengaku, dampak krisis finansial global tidak bisa dielakkan di seluruh negara. Dengan kondisi keuangan yang belum stabil, masyarakat di seluruh dunia harus berpikir ulang mengeluarkan uangnya untuk keperluan wisata. "Orang memilih untuk menyimpan dulu dananya disaat krisis keuangan seperti ini," ungkapnya.
Pihaknya tak terlalu heran jika seandainya target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tidak tercapai pada t2008 lalu. Apalagi beberapa negara besar, seperti Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa terkena dampak krisis keuangan global cukup parah. "Krisis ini faktor utama. Sebab, di beberapa negara seperti AS dan Eropa banyak melakukan PHK. Kondisi masyarakatnya sedang tidak baik," cetusnya.
Akibat banyaknya PHK dan pengurangan pekerja tersebut, minat berwisata di sebagian besar negara besar mulai menurun. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, di semester kedua tahun 2008 hingga sepanjang 2009 nanti diperkirakan tidak banyak masyarakat yang melakukan perjalanan wisata keluar negeri. "Masyarakatnya tidak memiliki uang yang cukup untuk berlibur, kondisi ini akan terus berlangsung tahun depan," tuturnya.
Menurut Ben, sebagian besar wisman biasanya melakukan perjalanan wisata keluar negeri di semester kedua, atau saat menjelang akhir tahun. Puncaknya pada pergantian tahun atau malam Tahun Baru. Namun kondisi itu tidak terlalu nampak pada akhir tahun lalu. "Tahun depan pemerintah harus lebih gencar dalam berpromosi. Selain itu infratsurktur menuju lokasi pariwisata juga harus ditambah," jelasnya. (wir/bas)






0 komentar:
Posting Komentar