Minggu, 25 Juli 2010

Wayang dengan Cita Rasa Kontemporer

Bentara Budaya mengadakan pameran wayang dengan tema "Mengenal Wayang, Mengenal Jati Diri Bangsa". Pameran ini disajikan dengan cita rasa kontemporer demi mendekatkan kebudayaan tradisional dengan kaum muda Indonesia. Demikian yang disampaikan Ketua Pengelola Bentara Budaya Jakarta, Dinartisti, Minggu (25/7/2010), di Jakarta.

"Kita belum pernah mengekspor karya wayang yang kita punya. Jadi ini adalah momen yang pas untuk kembali mengenalkan wayang kepada anak muda. Penataannya pun mix dengan budaya kontemporer," ungkapnya kepada Kompas.com.

Untuk memamerkan wayang ini Bentara Budaya Jakarta sudah menyiapkan beragam acara seperti pameran, diskusi, pemutaran film, hingga pementasan wayang Betawi, wayang kulit, wayang golek, wayang urban, serta pementasan dalang cilik. "Kita juga memamerkan wayang Gepuk dari Purbalingga yang terbuat dari rumput serta wayang yang dibuat dari cat di atas kanvas," ujar Dinar menjelaskan.

Adapun, acara ini berlangsung pada 22-30 Juli 2010 di Bentara Budaya Jakarta. Agenda terdekat yakni pemutaran film wayang tanggal 26-28 Juli, pementasan wayang Golek oleh dalang Ki Eka Cecep, dan ditutup pada tanggal 30 Juli dengan pementasan wayang kulit dari Ki Manteb Soedharsono dengan lakon "Gathutkoco Winisudo".

Keberadaan wayang di negeri tampaknya harus terus dilestarikan karena wayang dianggap sebagai salah satu karya budaya yang paling menonjol dari bangsa Indonesia. Menonjol karena dalam wayang terdapat seni peran, suara, lukis, pahat, dan juga perlambang. Eksistensi wayang ini bahkan telah mendapat pengakuan UNESCO pada tanggal 7 November 2003 sebagai World Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Share:

0 komentar: