Budaya tepat waktu di masyarakat pada umumnya masih belum bisa dijalankan dengan tepat. Sehingga, perlu ada pemahaman sejak dini kepada masyarakat. Khususnya kepada pihak sekolah, sebagai salah satu pihak yang diharapkan mampu mencetak generasi tepat waktu.
Hal itu mencuat dalam seminar Menuju Indonesia Tepat Waktu di aula Griya Dharma Kusuma (GDK), Bojonegoro, kemarin (11/3). Seminar dihelat oleh Teknindo, bekerja sama dengan dinas pendidikan (disdik) setempat. "Indonesia berada di bawah Peru sebagai negara yang memiliki kebiasaan tidak tepat waktu. Tampaknya budaya tepat waktu belum terbentuk," kata Julian Pangestu, pembicara dalam seminar itu.
Pria asal Banyumas ini mengungkapkan, seringkali Indonesia di kalangan hubungan internasional, diparodikan sebagai salah satu bangsa yang mempunyai kebiasaan "jam karet". Budaya negatif ini amat berdampak pada etos kerja dan produktivitas masyarakat. Karena itu, jika dibiarkan terus, sikap itu ditakutkan menjadi bagian dari budaya nasional.
"Untuk mempersiapkan generasi mendatang menjadi warga negara yang tepat waktu, harus dimulai pada siswa sekolah," paparnya.
Menurut dia, salah satu faktor penting pada pendidikan adalah kedisiplinan. Kedisiplinan yang diterapkan sejak dini akan membantu membentuk pribadi yang kuat. Karena itu, sekolah dituntut menerapkan budaya disiplin baik kepada siswa, guru, maupun karyawan.
Kepala Disdik Bojonegoro Zainuddin mendukung penuh upaya tersebut. Sebab, dengan
kedisiplinan di sekolah akan turut membangun karakter pelajar. Ini perlu disosialisasikan kepada sekolah-sekolah.






0 komentar:
Posting Komentar