Sabtu, 02 Januari 2010

09:10 (Persibo Bojonegoro)

Tahun 2009 sudah berlalu dan kini sudah memasuki tahun 2010. Banyak cerita yang tersisa di tahun 2009. kalau kita buka lembaran buku tahun lalu, yaitu masuknya Persibo Bojonegoro ke babak delapan besar Copa Indonesia. Tim polesan Sartono Anwar itu sempat pula dijuluki sang Pembunuh raksasa.


Penampilan Persibo musim lalu tak ubahnya mesin diesel. Mereka seperti kurang gairah pada putaran pertama Divisi Utama. Selain itu, pergantian kursi pelatih ternyata sangat berpengaruh. Awalnya Persibo diarsiteki Gusnul Yakin. Namun pria yang kini membesut Persik Kediri itu tak berumur panjang di Kota Lendre.

Gusnul yang juga membawa Persibo juara Divisi I ini akhirnya memilih pinangan Arema Malang. Lepas dari tangan Gusnul, pimpinan Laskar Anggling Dharma kemudian menunjuk Sanusi Rahman sebagai pelatih anyar. tapi ternyata Sanusi tak mampu mengangkat prestasi tim kebanggaan Boromania itu.

Sampai akhirnya pengurus Persibo menjatuhkan hati ke pelatih senior, Sartono Anwar. Dibawah kepelatihan Sartono Anwar ternyata prestasi Persibo mulai diperhitungkan. Tim-tim Superliga macam, Arema dan Pelita Jaya sudah pernah merasakan bagaimana ganasnya duet Persibo kala itu, Varney Pas Boakay dan Syamsul Arif. Dua pemain inilah yang menjelma menjadi macan yang lapar akan gol. sayang perjalanan Iswandi Da'i cs akhirnya terhenti di tangan juara Copa Indonesia 2008/2009 Sriwijaya FC.

Meski pada akhirnya Persibo gagal promosi ke Superliga karena hanya nangkring di posisi enam klasemen sementara, namun prestasi mereka masuk ke babak delapan besar cukup dibanggakan. Sebab, bersama Mitra Kukar, Persibo menguatkan diri sebagai tim Divisi Utama yang sejajar dengan tim-tim Superliga macam Deltras, Persija, PSMS, Persibo, Persipura, Persijap dan Sriwijaya FC.

Penghargaan sebagai tim pembantai raksasa semakin lengkap dengan gelar pemain paling haus gol di Copa yang disematkan pada strikernya, Syamsul Arif. Torehan delapan golnya membuat dirinya menjadi top skor kembar bersama pemain Persijap, Pablo Frances dengan 8 golnya.
Namun memasuki tahun 2010, prestasi Persibo kembali memudar hal itu seiring dengan hasil yang kurang maksimal dalam lanjutan kompetisi liga Indonesia, dengan tiga kali kemenangan kandang dan empat kali kekalahan tandang, sehingga harus puas berada diperingkat ke-5 wilayah Timur.
Memang kompetisi divisi utama masih terbilang cukup panjang, namun apabila tidak terjadi perubahan pada permainan persibo (hanya mampu menang dilaga kandang) mustahil target lolos ke ISL yang dibebankan oleh manajemen bisa didapatkan.
Semoga prestasi tinggi dapat digapai oleh tim kebanggaan masyarakat Bojonegoro, sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Boromania dimanapun berada.

Share:

0 komentar: