Senin, 24 Agustus 2009

Ancaman Kekalahan Perang AS di Afganistan

Saat dukungan publik AS terhadap pertempuran di Afganistan merosot, Presiden Barack Obama diperkirakan dalam waktu dekat diperhadapkan dengan 2 pilihan sulit. Kedua pilihan sulit itu adalah meningkatkan jumlah pasukan AS untuk menumpas pasukan musuh atau tetap berpegang pada jumlah pasukan yg telah disetujui sebesar 68.000 personel dan berisiko mengalami kegagalan politik apabila jumlah pasukan itu ternyata tidak memadai.


Jenderal Stanley McChrystal dari Angkatan Darat AS, panglima terkemuka AS di Afganistan, tengah merampungkan laporan tinjauan untuk memenangkan pertempuran tersebut. Namun, menurut Kepala Staf Gabungan AS, Laksamana Mike Mullen, laporan ini tidak secara khusus menyebutkan jumlah pasukan.

Sementara beberapa pejabat militer AS memperkirakan McChrystal akan mengajukan 20.000 personel tambahan untuk menghadapi situasi pertempuran yang semakin sulit di Afganistan. Salah satu anggota kongres terkemuka dari Partai Republik menekankan kemungkinan McChrystal tidak disetujui untuk mendapatkan dukungan terhadap jumlah pasukan tambahan sebesar yang diinginkannya.

Tiga tahun lalu, AS mengerahkan sekitar 20.000 personel di Afganistan. Jumlah pasukan AS akan meningkat 3 kali lipat menjadi 68.000 personel pada akhir tahun ini saat 17.000 personel tambahan, seperti diumumkan oleh Obama pada Maret, dikerahkan ke Afganistan. Tambahan 4.000 personel akan berdatangan ke negara ini untuk membantu pelatihan pasukan Afganistan.

Mike Mullen menggambarkan situasi keamanan yang labil di Afganistan "serius dan memburuk." Namun, Mike Mullen menolak untuk menyebutkan apakah pasukan tambahan diperlukan.

"Afganistan rentan dari serangan ekstremis dan Taliban yang berupaya merebut kembali tampuk kekuasaan dan saya rasa ancaman itu tidak akan berakhir," jelas Mullen.

Mullen juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kemerosotan dukungan publik AS terhadap pertempuran di Afganistan yang berkepanjangan saat pasukan AS dan NATO memasuki operasi rekonstruksi dan masa pertempuran tahun ke-9 di Afganistan. Lebih dari 50 persen responden jajak pendapat Washington Post-ABC News yang dirilis sepekan terakhir berpendapat bahwa isu pertempuran di Afganistan tidak patut diperjuangkan lewat kehadiran pasukan AS.(kompas.com)
Share:

0 komentar: