Kamis, 12 Maret 2009

Tanggul Jebol, Lumpur Bisa Tutup Raya Porong

SIDOARJO - Pengerjaan tanggul pusat semburan lumpur Lapindo yang jebol tiga hari lalu belum kunjung maksimal. Sampai kemarin hanya terlihat puluhan dump truk pemasok pasir dan batu yang masuk ke lokasi penanggulan. Padahal, kondisi tanggul pusat semburan semakin kritis dan diperkirakan hanya mampu bertahan maksimal satu bulan.

Kemarin petang jarak permukaan lumpur dengan tinggi tanggul tinggal sembilan meter. Setiap hari permukaan tanggul di pusat semburan mengalami penurunan antara 20 sentimeter sampai 30 sentimeter. Artinya, jika tidak ada penanganan baru, tanggul pusat semburan akan hilang dalam tempo sebulan.

Hilangnya tanggul akan berdampak fatal. Lumpur akan langsung mengalir ke kolam terluar karena pembatas dari pusat semburan hilang. Karena kapasitas terbatas, kolam terluar akan langsung dipenuhi lumpur dan sasaran berikutnya luberan langsung menggenangi Jalan Raya Porong.

Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnain mengatakan, hilangnya tanggul bisa saja terjadi. Sebab, kondisi geologi di pusat semburan sulit diprediksi. Normalnya memang terjadi penurunan yang sangat tinggi. "Tapi, bukan berarti ada kepastian bisa tenggelam," katanya.

Dia membenarkan bahwa jarak tanggul dengan lumpur tinggal sembilan meter. Sebelum tanggul cincin jebol, jarak itu mencapai 16 meter. Saat itu, pengerjaan dan peninggian tanggul terus dilakukan. Pengerjaan itu berkejaran dengan tingkat penurunan tanah yang cukup tinggi. "Namun, saat ini pengerjaan tidak maksimal. Jadi, memang ada kemungkinan terjadi seperti yang diperkirakan, " tambahnya.

Sementara itu, terancamnya jalur transportasi yang menghubungkan Surabaya dengan wilayah Jawa Timur bagian timur dan selatan itu mendorong Gubernur Soekarwo untuk segera bertindak. Salah satu upayanya, Soekarwo mengusulkan agar pemerintah pusat mengalihkan dana pembangunan jalan tol sebesar Rp 1,3 triliun untuk biaya memperkuat tanggul.

Pemprov beralasan kondisi Minarak Lapindo yang mengaku tidak punya dana lagi untuk memperbaiki tanggul tidak bisa dibiarkan. "Saya sudah minta dana BPLS yang sedianya untuk membangun tol digunakan memperkuat tanggul," ucap Soekarwo sebelum menandatangani surat pengalihan anggaran di kantor BPLS kemarin.

Menurut mantan Sekdaprov Jatim itu, pembangunan jalan tol belum akan dilakukan dalam waktu dekat, sehingga pengalihan dana merupakan langkah realistis. "Permasalahan saat ini lebih mendesak dan harus segera diantisipasi," ujarnya.

Sebelum menandatangani surat pengalihan dana, Soekarwo akan meminta penjelasan dari BPLS mengenai situasi terbaru dan potensi luberan. Soekarwo yakin, usul pengalihan dana itu tidak mengundang masalah baru. "Ini kan tinggal pembukuannya dipindah menjadi pembenahan infrastruktur tanggul, bukan lagi proyek pembangunan jalan tol," ujarnya.

Gubernur yang akrab dipanggil Pak De tersebut menggarisbawahi terancamnya berbagai aktivitas jika lumpur sampai meluber ke jalan Porong. "Surat itulah yang menjadi dasar untuk mendesak Menteri Pekerjaan Umum agar segera mengalihkan dana," terangnya. (riq/nuq/dim/kim)
Share:

0 komentar: