SHANGHAI, KAMIS - Pemerintahan di seantero dunia kurang berhasil memberantas perdagangan narkoba lintas batas negara. Antonio Maria Costa, Direktur Eksekutif Kantor PBB untuk Urusan Narkoba dan Kriminal, mengakui agak frustrasi. Masalahnya, peredaran narkoba makin marak saja.
”Saya mengakui merasa agak frustrasi,” kata Costa dalam seminar internasional soal pemberantasan perdagangan narkoba. Seminar tersebut menandai 100 tahun upaya global untuk mencegah peredaran narkoba.
Lebih dari 100 delegasi dari 13 negara bertemu dalam seminar di Shanghai, China, Kamis (26/2), kota tempat perang global melawan narkoba dimulai pada tahun 1909. Ketika itu, China menjadi pusat perdagangan narkoba global.
”Semua negara harus serius meredam organisasi kejahatan,” ujar Costa. ”Jika tidak, kemajuan yang sudah sempat dicapai dalam beberapa dekade lalu akan percuma,” kata Costa.
Dia mengingatkan bahwa ancaman dari sindikat kriminal makin meluas dan jangkauannya melampaui batas negara.
Seminar tersebut mengeluarkan ”Deklarasi Shanghai” yang menegaskan pemberantasan narkoba. ”Kita harus mempunyai nyali dan menyadari konsekuensi buruk perdagangan narkoba,” tutur Costa seraya menambahkan bahwa peredaran narkoba sudah ada yang di luar kendali.
Kartel Sinaloa
Sementara itu, pejabat AS dan Meksiko telah menahan lebih dari 750 anggota mafia dalam operasi antinarkoba selama 21 bulan terakhir. Anggota mafia yang ditahan sudah termasuk 52 orang anggota kartel Sinaloa, sindikat narkoba asal Meksiko yang makin merajai pasaran AS.
Hal tersebut diutarakan Jaksa Agung AS Eric H Holder di Washington, Rabu kemarin. Anggota kartel itu berhasil ditahan melalui penyelidikan yang saksama tentang penyelundupan narkoba dan pencucian uang lintas batas negara yang diberi nama operasi Xcellerator.
Operasi dilakukan di AS, Meksiko, dan Kanada. Hasil lainnya adalah penyitaan 59 juta dollar AS uang tunai, 12 ton kokain, 544 kilogram methamphetamine, dan 1,3 juta pil ekstasi. ”Sebuah operasi dalam jangkauan dan skala besar seperti itu akan efektif jika terjadi kombinasi kekuatan untuk menghadapi perlawanan musuh,” ujar Holder.
Dia memuji kerja sama di antara berbagai lembaga dan pemerintahan soal penyelidikan tersebut. Perang berdarah akibat persaingan di antara beberapa kartel narkoba untuk merebut pasar AS juga menyebabkan kekacauan di Meksiko. Kerusuhan terkait perdagangan narkoba telah menewaskan 5.300 orang lebih di Meksiko tahun lalu.
Pejabat sementara Kepala Penegakan Obat-obatan AS Michele Leonhart mengatakan, penyelidikan itu mengungkapkan betapa luasnya jaringan narkoba internasional, termasuk laboratorium supercanggih yang tidak akan ditemui di tempat lain. ”Investigasi itu juga menemukan mesin-mesin modern yang dapat memproduksi 12.000 pil ekstasi per jam,” papar Leonhart.
Operasi itu tidak hanya ditujukan untuk menumpas jaringan narkotika di kota besar AS, seperti New York dan Los Angeles, tetapi juga kota lebih kecil, seperti Lancaster (Pennsylvania) dan Brockton (Massachusetts).
Dalam beberapa tahun terakhir, Leonhart mengatakan, Stow, kota kecil di Ohio yang berpenduduk 35.000 jiwa, telah berubah menjadi salah satu pusat jaringan narkoba internasional. ”Kartel Sinaloa menyalurkan kokain melalui bandara setempat,” ujar Leonhart. Para penyelundup itu secara teratur membawa puluhan kilogram kokain dari California ke Stow.
”Perjalanan kokain itu tidak berakhir di kota besar seperti Cleveland dan Columbus, tetapi juga menyebar ke kota-kota kecil dan sekolah serta kampus di sekitarnya,” ungkapnya.
”Operasi itu secara efektif telah ’menutup’ jaringan kartel di Amerika Utara,” kata Leonhart. Pada akhir tahun lalu, operasi serupa dalam skala yang lebih kecil juga telah menurunkan produksi narkoba. (REUTERS/AP/AFP/JOE)






0 komentar:
Posting Komentar