Rabu, 11 Februari 2009

Amal Dukun Cilik Ponari Setengah Miliar

Selain keampuhan pengobatannya, fenomena dukun cilik Ponari memunculkan rasa penasaran apakah pengobatan itu dijadikan lahan bisnis, yang bisa berimbas pada eksploitasi bocah yang masih kelas III SD itu.

Meski tidak memungut biaya sepeser pun, terlihat panitia yang terdiri atas keluarga dan warga setempat menyediakan kotak amal tepat di depan rumah orang tua Ponari. Menurut salah satu warga, belum satu bulan, kotak amal itu sudah menghasilkan uang lebih dari Rp 300 juta. ''Saya sendiri ikut menghitung. Jumlahnya kurang lebih Rp 328 juta," ungkap Mbah Senen, tokoh desa setempat, yang ikut ''mengelola" keuangan di tempat praktik Ponari.

Penuturan Mbah Senen itu bukanlah mustahil. Bahkan, jumlah uang yang masuk ke kotak amal itu jauh lebih besar. Dengan asumsi praktik dukun Ponari 10 hari saja, uang yang dikumpulkan dari kotak amal bisa mencapai setengah miliar rupiah.

Perhitungan kasarnya, setiap hari pengunjung praktik Ponari bisa mencapai 10 ribu orang. Jika setiap pengunjung rata-rata mengamalkan Rp 5 ribu saja, setiap hari sudah terkumpul Rp 50 juta. Dengan perhitungan pemotongan hari praktik karena libur dan penutupan sementara oleh polisi, jika dikalikan sepuluh hari, uang di kotak amal itu bisa mencapai Rp 500 juta alias setengah miliar rupiah.

Memang, ada biaya memasak makanan untuk seluruh panitia dan petugas pengamanan. Tetapi, jumlahnya tidak seberapa, hanya Rp 200 ribu sampai 300 ribu per hari. ''Uang dari kotak amal itu sepenuhnya hak Ponari dan keluarga. Tidak ada orang lain yang berhak atas uang tersebut," ujar Mbah Senen seraya menambahkan bahwa dia sendirilah yang menyimpan uang tersebut ke salah satu bank di Jombang. (sumber:jawa pos)
Share:

0 komentar: