Jumat, 09 Januari 2009

BI Berharap Bank Besar Pelopori Penurunan Suku Bunga Kredit

Turunkan Suku Bunga Kredit setelah BI Rate Menjadi 8,75 Persen

JAKARTA - Penurunan BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 8,75 persen sepatutnya ditindaklanjuti dengan penurunan bunga kredit. Bank Indonesia (BI) berharap bank-bank besar memelopori penurunan suku bunga kredit. Sebab, pasar kredit masih dikuasai bank besar.

Penurunan bunga kredit sulit dilakukan dengan cepat jika bank-bank besar belum bisa menyesuaikan dengan situasi ekonomi. ''Selama market leader (baca: bank-bank besar) itu masih beradaptasi dengan situasi perekonomian saat ini, sepertinya penurunan bunga kredit belum akan kelihatan meskipun BI rate turun. Suku bunga kredit mestinya turun dalam 3-4 bulan ke depan,'' kata Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah di Jakarta kemarin (8/1).

Terkait risiko kredit, BI akan melakukan analisis probability of default (PB) dari perusahaan di luar perusahaan terbuka. Selama ini BI menganalisis soal itu dari perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa. ''Data perusahaan itu kita teliti karena tersedia data statistiknya. Kita melakukan pengujian bila terjadi pemburukan kondisi ekonomi apakah perusahaan tahan atau tidak menghadapi gejolak,'' ujar Halim.

Menurut dia, analisis itu lazim digunakan bank sentral maupun lembaga rating. BI mempunyai data seri panjang mengenai kondisi perusahaan tersebut. Pengukurannya memakai skala 0 hingga 1. Dalam hal ini, 0 berarti tidak terpengaruh apa-apa. Sementara 1 sangat terpengaruh sehingga bisa bangkrut. ''Itu akan dijadikan diskusi dengan perbankan bahwa di sektor ini probability of default naik,'' terangnya.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara memperkirakan penurunan bunga deposito pada bank besar akan lebih cepat dibandingkan bank kecil. Ini otomatis berimbas pada waktu yang dibutuhkan guna menurunkan suku bunga kredit. Saat ini segmentasi antarbank relatif parah. Dana masih terkonsentrasi di bank-bank besar.

Menkeu Sri Mulyani berharap, dengan inflasi yang terus bisa ditekan, ruang penurunan suku bunga bisa terus dilakukan bank sentral. Ini diharapkan bisa menstimulasi peningkatan investasi.

Menkeu juga mengakui bank-bank saat ini sedang berkonsolidasi. Selain bunga, ketersediaan likuiditas memengaruhi pertumbuhan kredit. ''Jadi, kalau suku bunga turun, tapi likuiditas maupun prospek ekonomi menimbulkan risiko, biasanya bank juga akan lebih hati-hati,'' katanya. (sof)
Share:

0 komentar: