Patok Target Konservatif, Otoritas Perkecil Market Risk
JAKARTA - Krisis finansial global berdampak signifikan pada kinerja pasar modal. Performa bursa saham tahun ini benar-benar lesu. Karena itu, tahun depan otoritas bursa berupaya realistis. ''2009 adalah tahun konsolidasi. Meski tetap optimistis, kami harus realistis,'' ujar Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah di sela penutupan perdagangan bursa kemarin (30/12).
Sepanjang tahun ini indeks harga saham gabungan (IHSG) tergerus sekitar 51 persen dari 2.745,82 pada 2007 menjadi 1.355,4 saat penutupan perdagangan terakhir kemarin. Alhasil, aset di bursa menguap 46,42 persen. Itu tecermin pada anjloknya kapitalisasi pasar dari Rp 1.988,3 triliun pada akhir 2007 menjadi Rp 1.065,36 triliun pada akhir 2008.
Yang menggembirakan, transaksi harian masih meningkat dari Rp 4,27 triliun menjadi Rp 4,45 triliun. ''Transaksi harian masih bagus karena tertolong tujuh bulan pertama. Bulan-bulan terakhir ini anjlok jadi Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun saja,'' kata Erry. ''Ini dampak ketatnya likuiditas pada industri keuangan kita,'' sambungnya.
Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany mengatakan, bursa saham di tanah air terpelanting tajam. Tapi, tingkat penurunannya masih lebih baik dibandingkan kondisi bursa dunia. ''Penurunan kita nomor empat dari seluruh bursa. Dengan Singapura, penurunan kita tidak beda jauh. Bandingkan dengan 1998 ketika penurunan bursa kita paling parah,'' tutur Fuad.
Bagaimana dengan prospek pasar modal pada 2009? ''Saya tidak bisa memprediksi kondisi sektor finansial global. Tapi, yang jelas, tahun depan akan berat,'' katanya
BEI, ungkap Erry, menetapkan target realistis. ''Tahun depan, kita menargetkan 15 emiten baru. Saat ini ada 11 calon emiten di pipeline bursa,'' ujarnya.
Dia menyadari tahun depan likuiditas masih ketat. Karena itu, BEI secara realistis menargetkan transaksi harian hanya Rp 2,75 triliun. Itu berarti jauh di bawah capaian tahun ini sebesar Rp 4,4 triliun.
Untuk merangsang gairah dan menjaga stabilitas pasar, otoritas pasar modal akan melakukan sejumlah langkah. ''Kita akan menjaga likuiditas pasar primer melalui peraturan IPO (initial public offering atau penawaran saham perdana),'' kata Fuad.
Dalam proses perusahaan masuk bursa, Bapepam-LK bertekad memperkecil risiko pasar. ''Market risk-nya diperkecil. Dari (keluarnya) pernyataan efektif ke penawaran umum bisa. Desain penundaannya sampai 3 bulan, tapi akan kita lihat lagi,'' ujarnya.
Selain itu, dalam proses go public, prospektus ringkas emiten tidak bisa dipublikasikan lebih dulu sebelum Bapepam-LK memberi izin. ''Sekarang prospektusnya disampaikan ke Bapepam, kita periksa, baru ringkasannya dilempar ke publik,'' jelasnya.
Selanjutnya, market risk dipersempit lewat fleksibilitas masa penawaran umum. ''Ke depan, masa penawaran umum bisa dilakukan sehari. Kalau sehari dianggap cukup, masa penawaran langsung ditutup,'' tuturnya.
Di pihak BEI, Erry menyatakan, pihaknya akan meninjau ulang batas auto rejection pada Januari nanti. ''Akan kami kaji untuk direvisi. Situasi pasar sudah mulai kembali kondusif,'' katanya. (eri/dwi)






0 komentar:
Posting Komentar