Jumat, 12 Desember 2008

Pertama, Demand Minyak Anjlok dalam 25 Tahun

Analis Ramalkan Harga Bisa Merosot USD 30 Per Barel

PARIS - Resesi yang melanda negara-negara maju dan perlambatan ekonomi di negara-negara berkembang bakal berpengaruh signifikan pada permintaan (demand) minyak mentah dunia. Badan Energi Internasional (International Energy Agency atau IEA) memprediksi permintaan minyak dunia tahun ini akan turun untuk pertama kalinya dalam 25 tahun. Lembaga berpusat di Paris, Prancis, tersebut juga memangkas proyeksi demand global tahun depan.

Dalam laporan yang diumumkan kemarin (11/12), IEA memprediksi konsumsi minyak dunia akan mencapai 85,8 juta barel per hari (bpd) pada 2008. Itu berarti 350 ribu bpd lebih rendah daripada estimasi lembaga tersebut bulan lalu.

''Permintaan tahun ini bakal mengalami kontraksi 0,2 persen ketimbang 2007. Itu kali pertama demand merosot sejak 1983,'' bunyi laporan IEA.

Lembaga beranggota 28 negara maju konsumen minyak itu juga memangkas proyeksi permintaan pada 2009. Tapi, konsumsi minyak tahun depan diperkirakan sedikit naik ke level 86,3 juta bpd. Dalam laporan sebelumnya, IEA telah memperkirakan permintaan minyak pada 2008 dan 2009 masing-masing sebesar 86,2 juta bpd dan 86,5 juta bpd.

Menurut IEA, pertumbuhan suplai minyak harian dunia menurun menjadi 165 ribu bpd pada November sehingga total suplai mencapai 86,5 juta bpd. ''Suplai Desember kemungkinan akan kembali turun lebih besar,'' tulis IEA.

Sebelumnya, dalam laporan outlook jangka pendek yang dirilis Selasa lalu (9/12), Badan Informasi Energi AS (US Energy Information) memprediksi konsumsi minyak global turun 50 ribu bpd tahun ini dan 450 ribu bpd pada 2009.

''(Permintaan) pasar benar-benar melemah. Fundamental minyak terus merosot,'' ujar David Fyfe, chief analyst IEA. ''Kami akan terus memantau dengan hati-hati, mungkin masih ada ketahanan di negara-negara berkembang. Tetapi, mungkin akan memangkas produksi,'' tambahnya.

OPEC, yang menyumbang 40 persen produksi minyak mentah dunia, memangkas produksi 760 ribu bpd menjadi 31,3 juta bpd akhir November lalu saat permintaan terus melemah. Dalam KTT di Aljazair pada 17 Desember nanti, OPEC diperkirakan akan menurunkan produksi kembali. Sebelumnya, kartel tersebut sepakat memangkas produksi hingga 2 juta bpd tahun ini. IEA meramal produksi OPEC akan terus diturunkan menjadi 30,7 juta bpd tahun depan sebagai usaha untuk menyeimbangkan pasar.

Adam Sieminski, analis energi pada Deutsche Bank, malah memperkirakan demand minyak global bisa turun sebesar 700.000 sampai 800.000 bpd pada 2009. Angka ini lebih besar ketimbang sejumlah proyeksi lain. ''Tak hanya sebesar itu, sangat mungkin penurunan demand global bisa mencapai dua kali lipatnya,'' katanya.

Dia pun memperkirakan hanya minyak mentah dunia bisa anjlok ke level USD 30 per barel dalam waktu dekat. Tapi, hal itu bisa terjadi hanya karena resesi. ''Tapi, begitu ekonomi global pulih, saya kira level harga minyak bakal berkisar USD 75-USD 85 per barel sesuai dengan investasi untuk kesinambungan produksi,'' terangnya.

Aaron Smith, managing director Superfund Financial di Singapura, meramalkan harga minyak bertahan di kisaran USD 40-USD 41 per barel. Sedangkan IEA memperkirakan rata-rata harga minyak di kisaran USD 51 per barel pada 2009 atau turun tajam dibandingkan proyeksinya bulan lalu sebesar USD 63,50 per barel. (AP/AFP/aan/dwi)
Share:

0 komentar: