Jumat, 05 Desember 2008

Kuartal III Laba Pertamina Tembus Rp 24,9 T

Akhir Tahun Ini, Revenue Bisa Tembus Rp 500 T

JAKARTA - Lonjakan harga minyak mentah pada delapan bulan pertama 2008 berhasil mendongkrak keuntungan Pertamina. Hingga kuartal III lalu, laba bersih BUMN migas itu menembus Rp 24,99 triliun.

Wakil Dirut PT Pertamina Iin Arifin Takhyan mengakui, kinerja keuangan Pertamina menunjukkan sangat positif. Perolehan laba bersih Rp 24,9 triliun tersebut melampaui realisasi laba bersih 2007 sebesar Rp 24,4 triliun. ''Hingga akhir tahun ini, laba bersih Pertamina ditargetkan Rp 29 triliun,'' ujarnya saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR Rabu malam (3/12).

Dalam paparannya, Iin menyebut, perolehan laba bersih tersebut berkat kenaikan pendapatan secara signifikan. Hingga kuartal III 2008, Pertamina telah membukukan pendapatan Rp 444,31 triliun. Hingga akhir tahun ini, revenue perusahaan pelat merah itu diharapkan menembus Rp 500 triliun. ''Meski harga minyak sedang turun, kami optimistis bisa mencapai angka tersebut,'' katanya.

Pos pendapatan Pertamina, kata Iin, disumbang penjualan dalam negeri Rp 282,72 triliun, penjualan ekspor Rp 35,18 triliun, selisih harga penjualan BBM PSO Rp 120,77 triliun, fee marketing migas Rp 1,26 triliun, dan pendapatan usaha lain Rp 4,36 triliun.

Sedangkan pos pengeluaran disumbang oleh biaya operasi Rp 29,71 triliun, pembelian minyak mentah dan hasil minyak Rp 363,78 triliun, biaya umum dan administrasi, serta penyusutan Rp 9,91 triliun, dan biaya usaha lain Rp 3,53 triliun.

Sebelumnya, Dirut PT Pertamina Ari H. Soemarno menyebut pendapatan dan laba Pertamina bergantung pada fluktuasi harga minyak. Karena itu, dia belum bisa memperkirakan besar pendapatan maupun laba bersih tahun depan. ''Kami akan terus mencermati fluktuasi harga minyak,'' katanya.

Ari mengakui, 90 persen keuntungan Pertamina disumbang sektor hulu (produksi migas). Karena itu, meski saat ini harga minyak turun, Pertamina tetap akan fokus menggenjot kinerja sektor hulu. ''Sebab, sektor itu menjadi backbone profit kami,'' ujarnya.

Guna menggenjot kinerja sektor hulu, tahun depan Pertamina bakal menyediakan dana investasi hingga USD 2 miliar. ''Tak tertutup kemungkinan kami akan mengakuisisi lapangan migas, baik di dalam maupun di luar negeri,'' jelasnya.

Anak perusahaan Pertamina juga menyumbang laba cukup signifikan. Hingga kuartal III lalu, PT Pertamina EP menjadi kontributor terbesar setelah mencatat laba bersih Rp 13,25 triliun. Laba bersih PT Pertamina Hulu Energi Rp 2,07 triliun, dan PT Pertamina Geothermal Energy Rp 700 miliar.

Namun, di antara 21 anak usaha Pertamina, lima perusahaan merugi. Yakni, PT Pelita Air Service rugi Rp 20,6 miliar, PT Geo Dipa Energi rugi Rp 11,23 miliar, PT Pertamina EP Cepu rugi Rp 5,27 miliar, PT Patra Dok Dumai rugi Rp 1,44 miliar, dan PT Pertamina EP Randugunting rugi Rp 40 juta. (owi/dwi)
Share:

0 komentar: