Minggu, 01 Maret 2009

Luapnya Bengawan Solo Semakin Liar, Banjir Rambah Jalur Pantura

GRESIK - Kawasan yang dilewati Bengawan Solo kini benar-benar menderita. Banjir yang disebabkan meluapnya Bengawan Solo semakin liar. Jalan Raya Bungah yang menghubungkan Gresik-Lamongan melalui jalur pantai utara (pantura) tergenang air dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter.

Meski kondisi ini tak membuat jalur pantura putus, kendaraan yang lewat harus ekstrahati-hati. Pengguna jalan menjadi padat karena kendaraan berjalan merambat.

Di Kecamatan Bungah, bila Jumat (27/2) lalu hanya 224 rumah yang tergenang, kemarin jumlahnya menjadi 1.528 rumah. Sepuluh tempat ibadah, empat sekolah, 277 hektare sawah, dan 281 tambak juga terendam.

Kondisi terparah dialami warga Desa Sukowati, Melirang, Mojopurowetan, dan Mojopurogede. Bahkan, ada tiga dusun di Desa Mojopurogede yang ketinggian airnya antara 1,5-2 meter. Warga di dusun tersebut, sebagian memilih tetap bertahan di rumah masing-masing.

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Gresik Husnul Khuluq mengatakan, banjir semakin meluas karena banyak tanggul yang jebol. "Padahal, sebelumnya telah diperbaiki. Di Gresik sepanjang Bengawan Solo ada 26 kilometer tanggul yang belum diperbaiki," katanya.

Di Bojonegoro, upaya warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor, mempertahankan tanggul akhirnya gagal. Sekitar pukul 04.30 kemarin tanggul itu jebol. Akibatnya, air tak hanya menenggelamkan ratusan rumah. Arus yang sangat deras juga menghanyutkan dua rumah warga.

Kepala Desa Semambung Moh. Adnan mengatakan, sejak permukaan Bengawan Solo menunjukkan peningkatan, dirinya bersama warga terus waspada. Bahkan, ketika air menyentuh bibir tanggul, ratusan warga bahu-membahu menguruk tanggul dengan karung pasir dan terpal. ''Ada beberapa titik yang menjadi perhatian kami. Namun, saat titik yang satu kami perbaiki, titik yang lain terus kritis,'' ujarnya kemarin.

Puncaknya, saat puluhan warga bersiaga di tanggul sebelah barat desa, tak diduga justru tanggul sebelah timur yang jebol. Lantaran hari masih pagi, tak banyak warga yang bersiap mengungsi. Hanya, beberapa pria yang berjaga di tanggul sepanjang malam berteriak agar warga segera menyelamatkan diri.

Menurut Adnan, tanggul yang jebol panjangnya 50 meter. Karena arus air begitu deras, dua rumah warga yang berada paling dekat dengan tanggul yang jebol turut hanyut. Dua rumah itu masing-masing milik Wahid Muhsin, 35, dan mantan kades setempat, Mushadi, 70. Bagi Muhsin, kehilangan rumah karena terseret arus banjir adalah yang kedua. Sebab, saat banjir Desember 2007 lalu, rumahnya juga porak-poranda dihantam banjir.

Selain dua rumah itu, menurut Adnan, gedung madrasah juga rusak di beberapa bagian. ''Kami juga mengevakuasi warga sekitar madrasah karena gedung itu bisa roboh sewaktu-waktu. Sekitar 10 kepala keluarga (KK) yang rumahnya terancam hanyut juga kami evakuasi,'' terang Adnan.

Hingga kemarin sore, air yang menenggelamkan sekitar 520 rumah warga setempat mencapai ketinggian 1,5 meter. Kendati demikian, Adnan menyatakan belum ada bantuan yang masuk ke desanya. Bahkan, dia mengaku kebingungan karena tidak ada perahu untuk mengevakuasi warga.

Di Babat, Lamongan, tanggul yang sebelumya dipertahankan, akhirnya juga jebol. Kondisi itu memaksa warga satu RT yang terdiri atas 75 KK di Desa Bedahan harus mengungsi.

Tuban juga tak luput dari amuk Bengawan Solo. Di Kecamatan Widang, genangan air terus meluas. Bila sebelumnya hanya tujuh desa, kini yang kebanjiran menjadi delapan desa.

"Sekarang bertambah. Desa Banjar juga sudah ada sebagian yang kebanjiran,'' ujar Camat Widang Bambang Dwiyono.

Tujuh desa yang terlebih dulu kebanjiran adalah Ngadipuro, Widang, Patihan, Tegalsari, Kedungharjo, Tegalrejo, dan Simorejo. Bambang menuturkan, jumlah rumah yang kebanjiran mencapai 1.082 buah.

Meski banjir terus meluas, warga tetap bertahan di rumahnya dengan membuat panggung. Pemkab sudah mendirikan tenda pengungsian di Dusun Pencol, Desa Widang, tapi warga belum memanfaatkannya. Selain itu, disiapkan perahu karet dan dua tenda cadangan. (yad/jpnn/nw)
Share:

1 komentar:

abinehanafi mengatakan...

sabar.... sabar.... sabar.....