Rabu, 04 Maret 2009

Kerugian Sementara Rp 211 M

BOJONEGORO - Satkorlak PBP Pemkab Bojonegoro terus menghitung kerugian akibat bencana banjir luapan Bengawan Solo di wilayah setempat. Hingga kemarin (3/3), kerugian ditaksir telah mencapai Rp 211 miliar.

Dari jumlah kerugian itu, terbesar karena rumah penduduk yang rusak akibat tergenang air. Berdasarkan data satkorlak PBP, 24.954 rumah warga di 128 desa pada 14 kecamatan tergenang. Total kerugian di sektor ini mencapai Rp 159.617.867.500

Kepala Bakesbangpolinmas Pemkab Bojonegoro Lukman Wafi menjelaskan, taksir kerugian itu bersifat sementara. Alasannya, saat ini masih ada 70 desa di 14 kecamatan yang masih tergenang air luapan Bengawan Solo. ''Karena itu, kerugian masih akan berkembang,'' katanya.

Jumlah tersebut masih jauh dibandingkan kerugian saat banjir tahun lalu. ''Banjir besar tahun lalu lebih dari Rp 600 miliar (kerugiannya),'' imbuhnya.

Sementara itu, banjir terus meluas di desa-desa di Kecamatan Laren, Lamongan yang dekat dengan tangkis Desa Tegalsari di Kecamatan Widang, Tuban. ''Misalnya Desa Durikulon. Hari ini (kemarin, Red) seluruh rumah di desa itu yang berjumlah 356 rumah telah terendam banjir. Padahal, sehari sebelumnya baru 178 rumah. Begitu juga Desa Centini, 889 rumah terendam banjir hari ini (kemarin, Red), sedangkan kemarin (sehari sebelumnya, Red) baru 450 rumah saja,'' ujar Camat Laren Rusgianto.

Meski demikian, secara umum banjir di wilayah Kecamatan Laren mulai surut. Rusgianto mencontohkan genangan air di Desa Mojoasem, Bulutigo, dan Siser, yang banyak berkurang. Bahkan, warga di tiga desa itu yang sebelumnya mengungsi, sebagian besar kembali ke rumahnya untuk bersih-bersih. ''Setelah air Bengawan Solo surut, banjir di tiga desa itu ikut surut,'' ujarnya.

Rusgianto menuturkan, surutnya banjir tersebut membuat jumlah rumah terendam dan pengungsi di Laren menurun. Jumlah rumah terendam kini tinggal 3.975 unit. Sehari sebelumnya, ada 4.284 rumah yang terendam air. Sedangkan jumlah pengungsi kemarin tinggal 1.838 KK (sehari sebelumnya 2.408 KK).

Berdasarkan data Satlak PB Lamongan, jumlah rumah yang tergenang banjir di Lamongan kemarin menurun. Jika Senin lalu ada 9.469 rumah di sepuluh kecamatan yang terendam air, kini tinggal 8.202 rumah. Jumlah pengungsi juga menurun dari 2.685 KK pada Senin lalu menjadi 2.025 KK.

''Elevasi Bengawan Solo di Lamongan juga telah turun menjadi siaga II,'' kata Kabag Humas dan Infokom Lamongan Aris Wibawa.

Sementara itu, warga korban banjir terpaksa memanfaatkan air banjir untuk keperluan memasak dan MCK. ''Dalam kondisi semua terendam banjir, tidak mungkin kami mendapatkan air bersih. Sehingga, terpaksa memakai air banjir untuk memasak, juga MCK,'' kata Kepala Desa Bulutigo, Laren, Fathollah.

Untuk kebutuhan air minum, ujar dia, warganya memanfaatkan bantuan air mineral dari Pemkab Lamongan maupun pihak-pihak lain. ''Dalam kondisi seperti ini, warga kami jelas tidak bisa bekerja karena hampir semua sawah kebanjiran sehingga kami sangat membutuhkan bantuan,'' ujarnya.

Korban Banjir Mulai Terserang Gatal-Gatal

Luapan air Bengawan Solo di Kecamatan Widang, Tuban mulai menyusut. ''Sebelumnya merendam rumah 2.496 KK, sekarang tinggal rumah 669 KK yang terendam air,'' kata Camat Widang Bambang Dwiyana.

Untuk tempat sekolah dan ibadah, lanjut dia, juga bisa difungsikan kembali. Sementara itu, Kades Kedungharjo Simanjaya mengatakan, meski ketinggian air menurun, sejumlah warga tetap siaga mengantisipasi datangnya banjir lagi. ''Hewan-hewan masih tetap ditanggul,'' katanya.

Menurut dia, saat ini sebagian warga desanya mengalami gatal-gatal. Mereka berharap adanya bantuan obat-obatan. ''Untuk (bantuan) obat belum (datang),'' ujarnya.

Penyakit gatal-gatal juga dialami sebagian warga Desa Tegalsari. ''Ya ada yang gatal-gatal,'' aku Kades Tegalsari Sriyadi.

Bambang Dwiyana menambahkan, pihaknya telah melakukan pengobatan di sejumlah desa yang tergenang banjir. Di antaranya, Desa Widang, Patihan, dan Ngadipuro. ''Tentu untuk desa lainnya pasti ada dan sekarang masih dikoordinasikan,'' ujarnya. (sumber radar bojonegoro)
Share:

0 komentar: