Rabu, 04 Februari 2009

Bengawan Solo Surut, tapi Tetap Siaga

BOJONEGORO - Meski permukaan air Bengawan Solo berangsur-angsur surut, potensi terjadinya banjir belum menghilang. Bahkan, saat genangan di wilayah Bojonegoro berkurang, banjir justru makin meluas di Tuban dan Lamongan.

Kepada Radar Bojonegoro (Jawa Pos Group), Kepala Balai Pemeliharaan Sumber Daya Air Wilayah (BPSAW) Bengawan Solo di Bojonegoro Pudjo Buntoro mengatakan, berkurangnya tinggi permukaan Bengawan Solo karena hujan di wilayah lebih tinggi seperti Ngawi dan kawasan hulu seperti Sragen dan Wonogiri lebih sedikit. ''Itu terlihat dari penurunannya yang tidak langsung, sehingga kami tetap siaga tapi kuning (satu tingkat lebih rendah dari level bahaya siaga merah),'' jelasnya.

Dia menjelaskan, jika di wilayah Ngawi dan Madiun serta wilayah Jawa Tengah turun hujan deras, baru 18 jam kemudian sampai di daerah muara, seperti Bojonegoro dan Lamongan.

Meskipun genangan banjir berkurang, sampai kemarin luapan Bengawan Solo di Bojonegoro masih merendam 114 desa yang tersebar di 15 kecamatan, mulai Margomulyo, Padangan, Kalitidu, Dander, Malo, Kota, hingga Kecamatan Kanor dan Baureno, yang berbatasan dengan Babat, Lamongan.

Genangan banjir masih merendam 4.670 rumah, sedangkan warga yang menjadi korban banjir tercatat 4.856 KK (14.179 jiwa). "Sebagian di antaranya mengungsi di sejumlah lokasi, seperti gedung serbaguna atau tempat lainnya," kata Komandan Satgas Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Bojonegoro Pudjiono.

Selain itu, genangan banjir merendam areal tanaman padi seluas 3.295 ha, tanaman jagung 396 ha, dan palawija 227 ha. Sementara 60.325 meter jalan poros desa serta 580 meter jalan kabupaten terendam. Diperkirakan kerugian akibat banjir Bengawan Solo di Bojonegoro mencapai Rp 700 juta.

Di Lamongan, luapan Bengawan Solo akhirnya masuk ke perumahan. Jumlah rumah yang terendam sekitar 75 unit di Kecamatan Babat dan Laren. ''Di Desa Truni ketinggian air yang masuk rumah mencapai 70 cm, sedangkan di Laren antara 10 hingga 15 cm,'' kata Kepala Bakesbangpol-linmas Lamongan Imam Trisno Edy kemarin. Dari pengamatan di lapangan, rumah dan lahan pertanian yang tergenang tersebut berada di bantaran Bengawan Solo yang memang masuk wilayah larangan dan berbahaya.

Di Tuban, Kecamatan Widang yang letaknya di tepi DAS Bengawan Solo sampai kemarin masih aman. "Airnya naik, namun masih dalam level aman. Warga sudah mendirikan empat posko untuk memantau kondisi tangkis," kata Kades Simanjaya melalui ponselnya.

Camat Plumpang Heru Purnomo menyebutkan, desa yang tergenang di Plumpang baru satu, yaitu Desa Kebomelati. Namun, air belum sampai masuk rumah warga. Genangan lebih tinggi terjadi di Kecamatan Rengel.

Camat Tadjudin Tebyo mengatakan, air Bengawan Solo sudah masuk rumah warga mencapai satu lutut. "Ada 233 rumah di tujuh desa yang tergenang air," ujarnya. Dari tujuh desa yang dikepung banjir itu, satu desa butuh bantuan segera, yakni Desa Sumberejo. "Karena tanggulnya mau jebol," kata Tadjudin. (ade/feb/zak/jpnn/kim)(sumber:jawa pos)
Share:

5 komentar:

Anonim mengatakan...

BOJONEGORO KOK BANJIR MELULU YA....

abinehanafi mengatakan...

mungkin di suruh banyak istighfar dan bersabar

Anonim mengatakan...

besok gk nonton Uji cobanya PERSIBO..??

Anonim mengatakan...

Mudah2an masyarakat BOJONEGORO bersabar dalam menhadapi cobaan ini.....

Anonim mengatakan...

saLam Persaudaraan dari Aq Keluarga besar PSHT Bekasi