LAMONGAN-Kabar almarhum trio bom Bali I, kakak beradik asal Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan Ali Ghufron dan Amrozi Imam Samudera asal Banten yang sempat dikatakan hendak menerbitkan buku dibuktikan. Buku tersebut merupakan hasil catatan harian selama ketiganya menghuni Lapas Batu, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Menurut Ali Fauzi, adik Amrozi, launching buku tulisan trio Bom Bali I itu dilaunching di Islamic Center Bekasi kemarin (3/1). Ketiga buku itu, masing-masing 'Senyum Mujahid' karya Amrozi, 'Mimpi Suci dari Balik Jeruji Besi' hasil buah tangan Ali Ghufron dan terakhir 'Sekuntum Rosela Pelipur Lara' hasil tulisan Imam Samudera. Acara launching itu dihadiri oleh sekitar 1000 orang dan Ali Fauzi mengaku sempat didaulat sebagai salah satu pembicara dalam acara tersebut.
''Hari ini (kemarin,Red) tadi hanya sekadar launching. Soal mulai dipasarkan direncanakan 20 Januari mendatang. Adapun tiga buku itu diterbitkan oleh Ar Rahma yang sudah mengalami editing tapi tidak mengubah arti,'' kata Ali Fauzi kepada wartawan koran ini via telepon kemarin sore.
Tentang rencana dipasarkan, lanjut Ali Fauzi yang pada waktu hari-hari pelaksanaan eksekusi trio bom Bali I sering ditunjuk sebagai juru bicara keluarga Amrozi dan Ali Ghufron tersebut karena isi buku diyakini tidak akan dilarang pemerintah. Alasannya karena isi buku tidak berisi tentang ajakan untuk menjadi teroris. Tapi, tentang pengalaman kehidupan mereka selama menjadi penghuni Lapas Batu Nusakambangan.
''Selain pengalaman selama menjadi penghuni lapas, buku itu juga berisi tentang wawasan ilmiah untuk membuka pikiran pembacanya. Jadi sama sekali tidak ada ajakan untuk menjadi teroris,'' imbuhnya.
Ali Fauzi juga mengatakan bahwa penerbitan buku pengalaman trio Bom Bali I itu merupakan seri pertama. Selanjutnya akan diterbitkan lagi buku berikutnya. Masing-masing buku yang dilaunching kemarin setebal lebih dari 200 halaman. Adapun tempat launching dipilih Kota Bekasi, karena pertimbangan dekat dengan Jakarta. ''Sebenarnya kalau semua tulisan Amrozi dan Ali Ghufron dibukukan akan menjadi banyak buku. Tapi, itu tidak mungkin karena sebagian besar hanya berupa surat kepada sanak saudara,'' ujarnya.
Saat acara launching kemarin, masih menurut Ali Fauzi yang mengaku sedang bersama Luluk, adik kandung Imam Samudera, sempat dibuka dialog dengan para hadirin. Dan dialog yang terjadi sangat luar biasa. Banyak audien yang menanyakan kebenaran tentang Amrozi, Ali Ghufron dan Imam Samudera serta sejumlah pelaku lain yang terlibat peledakan bom Bali I, apakah bom yang meledak dahsyat itu benar-benar bikinan mereka. ''Apalah hal itu bikan rekayasa polisi saja. Beberapa pertanyaan yang muncul seperti itu,'' ujarnya.
Pengakuan Ali Fauzi, pertanyaan seperti itu sudah lama ditunggu-tunggu dan dia ingin menjelaskannya kepada khalayak umum. Ali Fauzi mutlak membenarkan bahwa bom Bali I itu benar-benar hasil karya Amrozi dkk. Untuk meyakinkan hal itu dia bahkan sempat membeberkan semua yang dia tahu termasuk cara membuat bom yang didapat dari belajar di Afghanistan hingga pembelian bahan baku.
''Saya tegaskan, bahwa bom itu memang hasil karya Amrozi dan kawan-kawan. Jadi bukan rekayasa polisi. Sekali lagi saya katakan dalam forum tadi, bahwa bom Bali I sama sekali bukan rekayasa polisi. Sebenarnya kita ingin menjelaskan masalah ini sejak lama, tapi belum ada tempat dan waktu yang tepat,'' tandas Ali Fauzi mengakhiri kontaknya dengan wartawan koran ini sekaligus berjanji menunjukkan bukti buku karya trio bom Bali I, sesampainya di Lamongan kembali.(idi)






0 komentar:
Posting Komentar