JAKARTA - Arah kebijakan penanaman modal yang selama ini belum tersetruktur secara sistematis menjadi perhatian lembaga terkait. Hal ini mendorong Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menyelesaikan RUPM (Rancangan Umum Penanaman Modal).
Untuk menyusun RUPM ini, BKPM menggandeng lembaga pihak ketiga di antaranya INDEF, salah satu lembaga konsultan ekonomi. Roadmap kebijakan penanaman modal ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi stakeholder.
Proses penggodokan roadmap ini telah dilakukan sejak tahun 2007. Rencananya, tiga sektor usaha yang akan menjadi tumpuan investasi pada tahun ini adalah sektor energi, infrastruktur dan pangan.
Kepala BKPM M. Lutfi mengemukakan pertumbuhan investasi 2009 diperkirakan mencapai 10,7-11,2 persen yang akan banyak disumbang oleh investor lokal. "Untuk 2009 pertumbuhan investasi dalam negeri akan lebih tinggi karena investasi riil di 2009 banyak yang merupakan kelanjutan dari komitmen investasi pada 2005 dan 2006," ujarnya di Jakarta, kemarin (27/1).
Lutfi menjelaskan target pertumbuhan investasi 10,7-11,2 persen itu akan fokus pada promosi investasi pada tiga sektor yaitu energi, pangan dan infrastruktur. Prioritas tersebut merupakan inti dari roadmap yang dijadikan sebagai acuan/arahan promosi investasi dan pelayanan.
"Nah di dalam krisis ini juga kita lihat pilar-pilar investasi dalam jangka menengah dan panjang. Jadi yang akan jadi fokus kita adalah tiga sektor tersebut," lanjutnya.
Sektor infrastruktur menjadi andalan investasi karena diharapkan bisa memberikan efek kemudahan investasi lainnya. Dengan fasilitas infrastruktur yang membaik tentunya akan semakin menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Sementara itu, untuk sektor energi dan pangan, investasi dititikberatkan pada pengolahan bahan baku menjadi produk jadi atau setengah jadi. "Misalkan coklat kalau kita jual bijinya harganya satu, kalau diolah jadi butter nilai pertambahannya jadi 3, dan kalau diubah jadi coklat bar nilainya tambah jadi 19," ungkapnya.
Mantan Ketua HIPMI itu menjelaskan meski harga komoditas dan pangan sedang mengalami penurunan, bukan berarti kedua bisnis ini langsung redup. Hal ini karena meski harganya turun, namun tingkat permintaan komoditas masih terjaga.
"Meski harganya anjlok, tapi demand-nya tetap. Kalau dibandingkan Juni 2008 memang anjlok tetapi demand-nya tetap. Justru harga saat inilah yang normal untuk komoditas-komoditas tersebut," pungkasnya.(iw/fan)






0 komentar:
Posting Komentar