Kapolri membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa ada enam jenderal yang menjadi beking judi saat bertugas di Riau
Hidayatullah.com—Bantahan ini disampaikan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri Rabu kemarin di Jakarta.
"Mereka bertanggung jawab secara manajerial dan ini bukan berartimenjadi beking dan terlibat judi," kata Kapolri.
Bambang Hendarso meminta agar hal itu tidak disalahtafsirkan masyarakat. Tanggung jawab manajerial yang dimaksud Kapolri adalah saat menjadi kepala satuan wilayah, mereka tidak menindak tegas judi.
Selain itu, Kapolri menyatakan, Polri telah mencopot beberapakapoltabes karena diyakini membiarkan judi antara lain Kapoltabes Pekanbaru, Pontianak dan Samarinda.
"Ada beberapa kapoltabes diganti karena ada judi togel yang kasat mata tapi tidak ditindak," katanya.
Menurutnya, Kapoltabes Padang juga terancam dicopot setelah ada penangkapan 10 tersangka kasus judi togel.
Kapolri juga menyatakan, satu tim gabungan reserse, provos dan inspektorat sedang berada di Kalimantan Timur untuk mengusut kasus penemuan 5.000 meter kubik kayu ilegal. "5000 meter kubik itu tidak kecil. Kami ingin tahu, sudah berapa lama ini terjadi," katanya.
Sementara itu Inspektorat Pengawasan Umum Polri Komjen Pol Yusuf Manggabarani mengatakan, para perwira yang terlibat pembiaran judi akan segera diperiksa. "Tiap hari, kami panggil enam orang untuk diperiksa," ujarnya.
Akhir Oktober 2008, Polda Riau menangkap bandar judi bernama Acin dan 26 anak buahnya yang memiliki omzet hingga Rp3 miliar per hari di Jalan Tanjung Datuk, Kecamatan Lima Puluh, Pekanbaru.
Polisi menyita dokumen nomor togel hingga mencapai empat karung, uang tunai Rp185 juta dan 250 ringgit Malaysia, komputer dan mesin fax.
Acin diduga merupakan bandar judi terbesar di Sumatera, bahkan bisa juga internasional karena polisi juga menemukan togel jenis Singapura,Malaysia dan Kamboja.
Dalam pemeriksaan, para tersangka mengaku menjalankan judi sejak 2001. [ant/www.hidayatullah.com]






0 komentar:
Posting Komentar