Butuh Waktu Sebulan Susun Portofolio
Tak mudah bagi guru mendapatkan nilai 850 untuk bisa lulus sertifikasi lewat jalur portofolio. Di antara 4.641 guru Surabaya peserta sertifikasi kuota 2008, 2.379 guru gagal memenuhi poin 850 tersebut. Namun, di antara yang lulus, ada seorang guru yang berhasil meraih poin menembus 2.035,5. Guru itu adalah Budiarti. Siapa dia dan bagaimana bisa mencapai poin setinggi itu?
Siti Aisyah, Surabaya
SENYUM kerap tersungging dari wajah Budiarti saat ditemui Jawa Pos kemarin (30/12). Kepala SDN Bubutan V itu keluar dengan segebok portofolio yang membuatnya sukses lulus sertifikasi kuota 2008. Tidak tanggung-tanggung, dia membawa bendel setebal 900 halaman. "Butuh waktu sebulan untuk menyusun portofolio ini. Sebab, saya harus membongkar sertifikat-sertifikat lama di dalam lemari," ujarnya.
Wanita berjilbab tersebut mengaku tak menyangka nilainya sedemikian tinggi. Yang jelas, dia berusaha mengumpulkan berbagai karya dan bukti-bukti kegiatan yang pernah diikuti. Di antara karya Budiarto itu adalah 48 jilid buku bahasa Inggris untuk anak SD. "Saya memang suka menulis. Menjadi guru adalah cita-cita saya sejak kecil," terangnya.
Cita-cita itulah yang membawanya kuliah di IKIP PGRI jurusan bahasa Inggris. Dia mengatakan bahwa kemampuan dalam berbahasa Inggris akan digunakan terus karena merupakan bahasa internasional, tidak pernah mati. Lulus dari IKIP PGRI, Budiarti muda langsung mengajar. Sama dengan guru lain, dia memulai karir dari nol. Karena sudah menjadi cita-cita sejak kecil, dia mengaku menjalani profesi tersebut sepenuh hati. Dia selalu melakukan penelitian-penelitian untuk mengembangkan metode pembelajaran yang mudah dimengerti siswa.
"Kesungguhan menjadi guru inilah yang memberi saya motivasi lebih. Kalau orang cuma menjadikan profesi guru sebagai pelarian, ya tidak mungkin bisa mengembangkan ilmu di dunia pendidikan," papar wanita kelahiran Surabaya 19 April 1960 itu. Budiarti mempunyai moto willingness to change atau kemauan untuk berubah. Berubah dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut dia, yang terpenting adalah kemauan dari diri sendiri.
Pada 1994, Budiarti mulai menulis buku-buku pelajaran untuk anak SD. Sesuai dengan bidangnya, dia menulis buku-buku bahasa Inggris. Total, ada 48 judul buku yang telah ditulis. Di antaranya, Joyful Learning in English, English is Fun, dan Lets Practice English. Buku terbaru pada 2008 berjudul Speak Please. "Mungkin, karena karya-karya saya itulah, nilai portofolio saya tinggi," ujarnya.
Selain menulis banyak buku, Budiarti mengikuti banyak seminar. Menurut dia, guru-guru harus jeli ketika mengikuti seminar. Dia mengatakan, jangan seluruh seminar diikuti. Pilih yang berbobot dan berkaitan dengan dunia pendidikan. "Sebab, percuma mengikuti seminar yang tidak berhubungan dengan pendidikan. Selama ini, bagi guru yang mau sertifikasi, pokoknya ada seminar, mereka langsung ikut, tanpa melihat seminar apa dulu itu," ujarnya.
Dia menambahkan, sejak 1994 dirinya telah menjadi training of trainer (TOT) guru-guru SD bidang studi bahasa Inggris. Sebelum menjadi trainer, dia telah mendapatkan pelatihan dari British Council dan salah satu lembaga dari Belanda.(*/hud)
Rabu, 31 Desember 2008
Home »
KISAH SUKSES
» Budiarti, Guru Peraih Nilai Tertinggi Sertifikasi Kuota 2008






0 komentar:
Posting Komentar