JAKARTA - Wacana agar jadwal pelaksanaan ujian nasional atau unas SMP dan SMA/SMK 2009 dilaksanakan sebelum atau sesudah pemilihan umum langsung disikapi pemerintah. Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi memastikan bahwa jadwal unas tidak jauh berbeda dari pelaksanaan tahun lalu, yakni pada April 2009.
''Tidak benar kalau unas dimajukan sekitar Februari,'' tegas Djemari kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin.
Menurut dia, pelaksanaan unas sudah diputuskan waktunya, yakni April. Hanya, tanggal pastinya masih menunggu penetapan lebih lanjut. Dia meminta para guru dan siswa tidak resah. Sebab, unas dilaksanakan dengan memperhitungkan semua materi pelajaran yang harus sudah selesai. Djemari memastikan tak akan mengorbankan kepentingan siswa demi pemilu. ''Nggak ada itu, nggak akan ada siswa dikorbankan demi pemilu,'' terangnya.
Djemari mengungkapkan, standar penilaian masih akan dibicarakan setelah evaluasi pelaksanaan unas 2008. Menurut dia, teknis pelaksanaan unas mungkin masih sama dengan tahun lalu. Hanya, ada beberapa hal yang berubah. Antara lain adanya permintaan supaya satu hari satu mata pelajaran saja. ''Kemungkinan yang lain tetap seperti tahun lalu,'' kata Djemari.
Lebih jauh dia menuturkan, bila unas dilaksanakan Februari 2009, itu artinya kelas IX dan kelas XII, serta siswa SD kelas VI hanya belajar lima semester. ''Itu tentu tidak fair, karena di semester keenam mereka sudah harus mengikuti unas,'' terangnya.
Pengamat pendidikan Arief Rachman menegaskan, bila unas dipaksa digelar Februari, setelah unas, anak-anak akan sulit diarahkan proses belajarnya di sekolah. Sebab, sekarang sudah terbentuk anggapan bahwa unas adalah segala-galanya. Artinya, unas menandai berakhirnya proses belajar-mengajar di sekolah. ''Karena itu, meski bisa dibuat strategi dengan menggeser pemberian materi di luar unas pada Maret, April, dan Mei, siswa tetap terbebani dengan target tuntas materi kelas tiga hingga Januari 2009,'' ulasnya.
Apalagi, sambungnya, untuk siswa SMK, yang jam pelajarannya dalam satu minggu sudah 50 jam sampai 52 jam. Penambahan jam pelajaran tentu akan membuat siswa kesulitan.
Dia mengakui, lima tahun lalu pelaksanaan pemilihan presiden juga berdampak pada majunya jadwal unas. Tapi, jadwal waktu itu hanya maju pada April. Praktis tidak akan terlalu berat untuk menyelesaikan materi. ''Saya harap Depdiknas mengkaji ulang rencana dimajukannya jadwal unas ini kalau memang masih ingin pelajar Indonesia berprestasi,'' tegasnya.
Wacana perubahan jawal unas sempat disampaikan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo. Dia pernah mengatakan, rencana memundurkan jadwal unas 2009 dari April ke Mei. Tapi, belakangan ada juga wacana memajukan dari April ke Februari. (zul/nw)






0 komentar:
Posting Komentar