Minggu, 15 Juni 2008

kelulusan siswa

MENYIKAPI HASIL KELULUSAN DAN TIDAK LULUSAN SISWA

Kalau kita saksikan berita di berbagai media nasional baik cetak maupun elektronik banyak ditayangkan berita berkaitan dengan hasil kelulusan siswa tingkat SMA, para pelajar dengan suka cita merayakan kelulusan dengan berbagai macam cara dan gaya; ada yang mencoret-coret baju-bajunya dengan cat, minta tanda tangan teman-temannya dan guru mereka, konvoi dengan mengelilingi jalan raya, bersyujud syukur kepada sang pencipta. Dan bagi yang tidak lulus dengan sangat merana meratapi ketidak lulusannya.
Memang tidak ada salahnya mereka meluapkan kegembiraan dengan berbagai macam acara, namun perlu diperhatikan bahwa dalam merayakan kelulusan hendaknya dilakukan dengan sewajarnya dan tidak membahayakan jiwa, dan meresahkan masyarakat sekitarnya. Mereka adalah pelajar dan apabila ada tingkah laku yang kurang berkesan dihadapan masyarakat umum akan menjadi sorotan dan menjadi bahan perkunjingan, apalagi diliput oleh berbagai macam media massa.
Harusnya para pelajar menyadari bahwa perjuangan mereka tidak hanya sampai di sini sehingga tidak terlalu larut kebawa oleh euforia kelulusan secara berlebihan. Ingat bahwa dalam suatu ayat ALLAH meyatakan jika kalian telah melakukan suatu pekerjaan bersiaplah melakukan pekerjaan lainnya. Kalau diaplikasikan dalam menyikapi hasil kelulusan siswa, hendaknya siswa yang telah dinyatakan lulus sebaiknya bersiap-siap untuk mempersiapkan cita-cita selanjutnya, apakah itu mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, persiapan mencari pekerjaan bagi siswa yang terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku kuliah, ataupun cita-cita lainnya sesuai dengan yang diimpikan sejak dulu kala.
Tapi lain lagi dengan siswa/siswa yang dinyatakan tidak lulus pasti sangat sakit hatinya, secara psikologi mereka akan merasa tertekan oleh kondisi lingkungannya, baik oleh keluarga, teman-teman sekolahnya, ataupun masyarakat sekitar. Kalau siswa, orang tua/wali tidak bisa menyikapinya dengan besar hati dan lapang dada tentunya akan menjadikan suasana semakin tidak baik.
Sebagai manusia kita hanya mampu berusaha, berdo’a dan tawakal, dan yang menentukan segalanya adalah sang pencipta. Saya berharap hendaknya siswa/siwa yang gagal pada Ujian Nasional kali ini tidak merasa putus asa, tetap tegar dan lapang dada menerima apapun hasilnya. Ibarat nasi sudah menjadi bubur tidak mungkin dikembalikan menjadi nasi atau beras, tetapi bagaimana bubur itu menjadi menarik, menjadi bubur kacang hijau atau bubur lainnya. Sama halnya dengan siswa yang gagal pada ujian jangan hanya meratapi kegagalan itu tetapi bagiamana kegagalan itu dapat memacu semangatnya untuk lebih giat lagi belajar dan mendekatkan diri kepada Allah. Ada suatu bahasa yang menarik bahwa kegagalan adalah langkah awal menuju kesuksesan. Masih ada langkah lain yang bisa ditempuh oleh siswa yang bersangkutan dengan mengikuti UNPK yang pendaftarannya mulai dibuka sejak pengumuman kelulusan disampaikan, apabila masih gagal juga bisa mengikuti UNPK tahap II.
Share:

0 komentar: